SAMARINDA – Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada seluruh insan pers atas insiden intervensi yang dilakukan oleh asisten pribadinya.
Pria yang akrab disapa Harum itu menegaskan, tindakan yang dianggap mengintimidasi wartawan tersebut terjadi secara spontan dan berada di luar kendalinya.
Klarifikasi ini disampaikan Rudy pada Rabu (23/7/2025), sebagai respons atas ketegangan yang terjadi saat sesi wawancara cegat di lingkungan Pemprov Kaltim pada Senin (21/7/2025) lalu.
“Pertama, saya mengatakan mohon maaf ya. Itu di luar daripada kontrol saya karena sifatnya adalah spontan,” ujar Rudy.
Insiden tersebut menuai kecaman luas dari komunitas pers setelah seorang asisten pribadi bernama Senja memotong wawancara dan melontarkan ucapan “tandai” kepada jurnalis yang bertanya perihal absensi gubernur di rapat DPRD.
Rudy menjelaskan, dirinya tidak memiliki niat sedikit pun untuk menghalangi tugas wartawan. Ia justru menyebut hubungan antara pemerintah dan media selama ini berlangsung sangat baik dan menjadi pilar penting dalam pembangunan daerah.
“Kolaborasi antara insan pers dan pemerintah saya rasa sangat erat. Kemitraan ini penting untuk membangun Kaltim,” ucapnya.
Ia berharap kejadian serupa tidak akan terulang kembali di masa depan dan menegaskan komitmennya untuk selalu terbuka dengan para jurnalis. Menurutnya, kebebasan pers adalah amanat undang-undang yang wajib dijunjung tinggi.
“Kebebasan pers pasti kami junjung. Karena dilindungi dengan undang-undang,” pungkasnya. (*)