Foto: Antrian kendaraan di SPBU Bujangga, Tanjung Redeb
TANJUNG REDEB, – Pemkab Berau menerbitkan aturan untuk mengatur distribusi BBM jenis solar. Regulasi ini akan diberlakukan dengan penerapan kartu fuel card atau kartu kendali pembelian BBM jenis solar. Sebagai pendahuluan, saat ini sudah mulai disosialisasikan.
Kartu fuel card yang disiapkan sebanyak 3.000. Dukungan Pemkab terhadap penataan distribusi ini dituangkan dalam surat edaran nomor 500/319-PSDA tentang pengendalian distribusi BBM jenis solar.
Mengingat, masih banyak ditemukan pengetap BBM di Berau. Menyebabkan, kelangkaan BBM disejumlah daerah, termasuk di kawasan pesisir.
Asisten II Setkab Berau, Agus Wahyudi mengatakan, surat edaran itu merujuk pada SE Gubernur Kaltim Nomor 510/7664/EK/2022 perihal Menjaga Stabilisasi Ketersediaan Pasokan BBM Jenis Tertentu (JBT/Solar) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP/Pertalite) di Provinsi Kalimantan Timur.
Sistem kartu tersebut diakuinya sangat diperlukan di Kabupaten Berau. Pemerintah juga bisa memantau langsung pembelian solar per harinya. Pendistribusian yang tidak merata perlu segera diatasi untuk menjawab keresahan masyarakat selama ini.
“Dengan cara mengurangi pembelian secara berulang dalam satu hari menggunakan kartu khusus dan mengurangi antrian di SPBU,” jelasnya.
Pembelian BBM jenis solar menggunakan kartu tersebut hanya berlaku di enam SPBU reguler di Kabupaten Berau. Pasalnya, lokasinya mendukung untuk penerapan kartu yang memerlukan jaringan internet.
Ada pembatasan pembelian perhari yang diterapkan nanti. Seperti mobil pribadi, maksimal pembelian 40 liter per hari, kendaraan angkutan umum dan barang roda empat maksimal 60 liter per hari dan terakhir angkutan umum dan barang roda enam atau lebih 120 liter per hari.
“Begitu juga kendaraan yang keluar daerah, kalau sudah melewati satu hari baru bisa mengisi di SPBU yang terkoneksi. Sementara, hanya tersedia di kota Balikpapan, Samarinda, Bontang dan Kabupaten Kutai Kartanegara,” sebutnya.
Lanjutnya, masyarakat yang memerlukan bisa mendaftar langsung di SPBU terdekat. Agus berharap, dengan penerapan kartu fuel card bisa mengendalikan pendistribusian BBM jenis solar di Kabupaten Berau.
“Jangan sampai berdampak kepada pariwisata kita. Disoroti karena transportasinya yang mahal. Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar dan ekonomi kembali bangkit,” harapnya.
Sehingga, kata Agus, tidak ada lagi pengetap BBM yang membuat harga solar menjadi mahal. Dengan sistem kartu, masyarakat yang membutuhkan bisa mendapatkan jatah BBM secara adil dan merata. Termasuk para nelayan yang memerlukan solar untuk pergi melaut.
Dibeberkannya juga, ke depan tidak hanya berlaku pada jenis solar saja, tapi pembelian pertalite juga akan menggunakan kartu. Namun, hal itu akan dilakukan secara bertahap. (*)