TANJUNG REDEB – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan atlet wushu Berau. Dalam kejuaraan regional yang baru saja digelar, enam atlet kategori sanda berhasil membawa pulang satu medali emas dan lima medali perak.

Raihan itu bukan hanya jadi bukti keunggulan teknik dan daya juang para atlet, tetapi juga menyulut semangat baru untuk menghadapi tantangan di level nasional.

Empat dari enam atlet tersebut dinyatakan lolos untuk berlaga di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Kemenpora 2025 yang akan digelar di Surabaya, Juli mendatang.

Ketua Wushu Kabupaten Berau, Simon Paranduk, tak menutupi rasa bangganya. Ia menyebut para atlet muda ini telah memberi lebih dari sekadar medali.

“Anak-anak ini bukan hanya membawa medali, mereka membawa harapan. Harapan untuk masa depan olahraga Berau yang lebih maju dan disegani,” ujarnya saat dihubungi berauterkini.co.id, Minggu (22/6/2025).

Meski begitu, Simon tak menutup mata terhadap tantangan yang dihadapi. Ia mengingatkan bahwa untuk bisa bersaing di Kejurnas, para atlet membutuhkan dukungan penuh, baik moril maupun materil.

“Kami butuh fasilitas latihan yang layak, asupan nutrisi yang memadai, pelatih yang terus mendampingi, dan tentu saja dukungan biaya,” paparnya.

Ia menegaskan, dukungan bagi atlet adalah tanggung jawab bersama. Apalagi mereka membawa nama daerah, dan capaian saat ini baru awal dari perjalanan panjang menuju target prestasi yang lebih besar.

Wushu Berau, kata Simon, tengah mempersiapkan diri untuk tampil di berbagai ajang penting seperti Pra-Porprov, Porprov 2026 di Paser, hingga Prapon dan PON XXII tahun 2028.

“Kita tak ingin sekadar hadir di kejuaraan. Kita ingin jadi penantang serius, membawa pulang prestasi dan menjadikan Berau sebagai lumbung atlet wushu Kaltim,” katanya.

Untuk mendukung target tersebut, Wushu Berau telah membangun sistem pelatihan yang lebih modern dan terstruktur. Mulai dari pelatih berlisensi, pemantauan performa, hingga pembinaan usia dini dilakukan secara sistematis.

Simon menegaskan, semua capaian hari ini adalah hasil dari proses panjang dan komitmen bersama antara pelatih, atlet, dan pengurus.

“Kami tak muluk-muluk. Kami hanya ingin anak-anak ini dihargai dan diberi kesempatan untuk menggapai potensi terbaiknya,” pungkasnya. (/)