SAMARINDA – Bupati Berau, Sri Juniarsih, menunjukkan komitmennya dalam mendukung perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Bumi Batiwakkal.

Sebelumnya, Bupati Sri mendampingi dan menghadiri pemaparan Kepala Kampung Dumaring, Salehuddin, di hadapan juri Lomba Desa/Kelurahan tingkat Provinsi Kalimantan Timur di Gedung Desa Mandiri Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kaltim, Rabu (18/6/2025).

Usai acara itu, Bupati Sri lanjut mempromosikan produk unggulan dari Kampung Dumaring yang dikemas sedemikian rupa dan telah dipasarkan baik dalam daerah maupun luar daerah kepada juri lomba dan Kepala DPMD Kaltim.

Bahkan, kata Sri, turis mancanegara telah memesan salah satu produk unggulan Kampung Dumaring, yakni kerajinan limbah kayu ulin yang diolah menjadi tempat buah, gelas dan souvenir, serta batik tenun, gula aren (batang, cair dan serbuk), dan madu kelulut.

“Pemkab Berau komitmen mendukung UMKM, baik secara produksi, pemasaran, serta promosi, agar dikenal luas oleh masyarakat, baik dalam daerah maupun luar daerah. Hasil produk UMKM yang menarik daya beli dapat meningkatkan ekonomi masyarakat,” kata Bupati Sri.

Pengembangan produk unggulan ini berkolaborasi dan didampingi oleh PT Gagas Dinamiga Aksenta melalui Program Kolaborasi Konservasi Hutan Dumaring.

Program kolaborasi ini merupakan inisiatif terpadu yang melibatkan berbagai pihak dari perusahaan, pemerintah desa, hingga komunitas lokal untuk melestarikan ekosistem hutan, sungai, dan mangrove di Kampung Dumaring dengan dukungan dari Kuala Lumpur Kepong Bhd (KLK), EHP Group, dan KPHP Berau Pantai.

Sri menambahkan, produk unggulan dari Kampung Dumaring yang dikerjakan masyarakat telah dipasarkan secara luas.

Pemasaran kerajinan limbah kayu ulin telah sampai hingga Malaysia, Ceko, dan Inggris yang merupakan pesanan turis mancanegara dalam jumlah besar.

Produksi gula aren dipasarkan untuk retail lokal, di antaranya Solo Swalayan hingga Indomaret yang secara rutin menjual 300 kilogram per bulan. Pemasaran gula aren ini juga sampai ke pembuat kue di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Sedangkan, madu kelulut dikirim sebanyak 50 kilogram per bulan untuk salah satu supermarket di Jakarta.

Sri menambahkan, produksi batik tulis motif “Jaga Dumaring” produksinya masih terbatas berdasarkan order dikarenakan pembuatannya cukup detail dan rumit, sehingga memerlukan waktu pembuatan yang lama.

“Kami berharap, setelah dipasarkan dan dikenalkan pada paparan Lomba Desa dan Kelurahan tingkat Provinsi Kalimantan Timur, produk UMKM Kampung Dumaring semakin dikenal,” harapnya.

Sri juga berharap, dengan langkah konkret dan kolaborasi antara pemerintah daerah dan pemerintah kampung, UMKM lokal dapat berkembang dan berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi, baik untuk Pendapatan Asli Kampung (PAK) maupun Pendapatan Asli Daerah (PAD). (*)