Foto: Gubernur Kaltara Zainal Paliwang saat menghadiri diskusi ekonomi di Balai Mufakat Berau, Kamis (27/10/2022)

TANJUNG REDEB- Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang bersama jajarannya dan tokoh Kaltara kunjungi Berau dalam rangka silaturahmi sekaligus berdiskusi mengenai kerjasama dalam bidang ekonomi dan pembangunan. Namun dalam acara itu, terdapat misi khusus yang dijalankan. Yakni kembali mengajak Berau bergabung ke Kaltara. Misi ini jadi kedua kalinya orang nomor satu di Kaltara itu merayu Berau untuk berpaling dari Banua Etam.

Bahkan, dalam sesi dialog, secara bergantian para pejabat Kaltara maupun tokoh tokoh pendiri provinsi ke 34 itu secara terang-terangan meminta Berau untuk meninggalkan Kaltim, dan bergabung ke Kaltara.

“Bukan ngebet ya. Tapi ini kan gagasan dan menyampaikan ide. Karena gagasan awal terbentuknya Kaltara dulu, adalah Berau, Tarakan dan Bulungan. Jadi Berau ini masuk sebagai pencetus terbentuk Kaltara. Karena saat itu, syarat terbentuk provinsi baru minimal 3 Kabupaten kota,”jelasnya, Kamis (27/10/2022).

Kemudian ada perubahan aturan, jadi untuk menjadi provinsi baru harus ada 5 kabupaten kota. Sehingga didorong terjadinya pemekaran baru yakni Kabupaten Nunukan dan Malinau.

Kemudian seiring berjalannya waktu, Berau mengundurkan diri, sehingga dibentuklah kabupaten baru yakni Tana Tidung pada saat itu, untuk mencukupi persyaratan 5 kabupaten kota.

“Saat itu tim Berau bilang, kami mendukung terbentuknya Kaltara, tapi sementara Berau belum bisa bergabung pada waktu itu,” jelasnya.

Namun sekarang, peluang dan momen saat ini dikatakan Zaenal cukup bagus. Bahwa, Pemprov Kaltara kembali mengajak Berau bergabung untuk bersama-sama membangun Kaltara lebih baik kedepannya.

Ada hal-hal yang harus diperhatikan yang seharusnya jadi pertimbangan masyarakat Berau untuk tidak menolak ajakan tersebut. Diantaranya, faktor geografis antara ibu kota Kaltara dengan Berau hanya berjarak 2 jam saja melalui jalur darat. Sementara menuju ibu kota Kaltim mencapai 15 jam.

“Faktor pelayanan masyarakat. Kita lihat jarak dan kecepatan. Kita lihat Bekasi, letaknya di Jawa Barat. Kalau dia secara administrasi warga di sana menyelesaikannya ke Bandung, tetapi selama ini ke DKI. Kita ingin mempermudah pelayanan masyarakat,” Jelasnya.

Dirinya menegaskan, dalam mengajak Berau bergabung tidak terburu-buru. Tapi ini tidak terpisahkan juga dari faktor sejarah, kedekatan kerajaan antara Bulungan dan Berau. Ini juga murni mempermudah pelayanan masyarakat Berau. Di sisi lain, Berau juga punya sejarah dalam terbentuknya Kaltara.

“Jadi tidak ada kesan buru-buru. Kami hanya membuka ruang, agar Berau bergabung dengan Kaltara. Itu saja, apalagi dukungan bergabungnya Berau ke Kaltara terus mengalir,” pungkasnya. (/)