TANJUNG REDEB – Pemerintah Kabupaten Berau melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) bakal mengebut sembilan proyek strategis sebagai ujung tombak pembangunan infrastruktur tahun 2025.
Targetnya jelas, membuka konektivitas, memperkuat layanan dasar, dan melindungi wilayah dari ancaman bencana alam.
Proyek-proyek ini tidak hanya tersebar di berbagai kecamatan, tapi juga menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.
Kepala DPUPR Berau, Fendra Firnawan, mengatakan, program tersebut mulai dari perbaikan akses jalan, penyediaan air bersih, hingga pembangunan turap penahan tebing di daerah rawan abrasi.
“Sembilan proyek strategis ini kami tetapkan sebagai prioritas utama. Ada jalan, jaringan air minum, hingga turap. Semuanya menyasar titik-titik penting di Berau,” ungkapnya, Senin (16/6/2025).
Beberapa proyek itu juga merupakan lanjutan dari program tahun sebelumnya, di antaranya perluasan jaringan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Labanan, Kecamatan Teluk Bayur, dan Singkuang, Kecamatan Tanjung Redeb. Dua wilayah tersebut selama ini sangat membutuhkan pasokan air bersih yang stabil dan merata.
Sementara di sektor jalan, ada proyek-proyek penting seperti pembangunan lanjutan Jalan Teluk Sumbang–Sinondok–Landas di Kecamatan Biduk-Biduk, dan Jalan Pelabuhan Mantaritip jadi fokus utama.
Jalan poros Harapan Jaya ke Tepian Buah di Kecamatan Segah pun tak luput dari pengerjaan.
“Jalan-jalan ini bukan hanya memperlancar mobilitas, tapi juga membuka akses ekonomi dan memperpendek jarak antarwilayah. Dampaknya langsung dirasakan masyarakat,” ujar Fendra.
Selain itu, untuk melindungi kawasan pemukiman dari bahaya abrasi juga menjadi perhatian. Pembangunan turap di Kecamatan Gunung Tabur dan Sambaliung diprioritaskan demi memperkuat tebing sungai yang rawan longsor dan banjir.
Ada juga proyek penghubung antara Kampung Teluk Sulaiman dan Kampung Teluk Sumbang di wilayah pesisir yang masuk dalam daftar prioritas.
“Untuk mendukung pemerataan pembangunan hingga ke pelosok,” katanya.
Menariknya, DPUPR berhasil melakukan efisiensi anggaran sekitar Rp1 miliar pada beberapa proyek jalan. Namun, Fendra menegaskan, efisiensi ini tidak akan mempengaruhi mutu bangunan.
“Anggaran boleh ditekan, tapi kualitas tetap jadi harga mati. Tidak ada kompromi soal struktur dan keamanan,” tegasnya.
Dengan sembilan proyek strategis yang tengah digenjot itu, Pemkab Berau ingin memastikan pembangunan infrastruktur tidak hanya terfokus di pusat kota, tetapi juga menjangkau kawasan pelosok yang selama ini minim perhatian.
“Ini bagian dari visi kami untuk membangun Berau yang terkoneksi, tangguh, dan merata,” pungkasnya. (*/Adv)