TANJUNG REDEB- Kabar duka menyelimuti warga Kampung Merabu, Kecamatan Kelay. Setelah 43 orang warganya atau nyaris separuh dari jumlah penduduk Merabu terkonfirmasi Covid-19. Jumat pagi, 16 Juli 2021, Kepala kampung Merabu meninggal dunia setelah terkonfirmasi Covid-19.
Dari informasi yang dihimpun media ini, saat ini masyarakat Kampung Merabu harus melakukan pembatasan akses masuk bagi siapapun. Tujuannya, untuk mencegah penularan virus corona yang dibawa pendatang. Kondisi ini pun menyebabkan warga saat ini terisolasi dan mulai kehabisan stok kebutuhan pokok.
“Kami akan segera upayakan untuk Kampung Merabu dalam waktu dekat mendapatkan suplai kebutuhan pokok,” ujar Bupati Berau Sri Juniarsih.
Selain mengupayakan pendistribusian kebutuhan pokok bagi warga Merabu, orang nomor satu di Bumi Batiwakkal ini juga meminta pemerintah kampung tetap menutup Kampung Merabu dari kunjungan wisatawan. Penutupan ini diminta Bupati sampai dengan seluruh warga Merabu dinyatakan sembuh.
Lalu, untuk masyarakat setempat yang saat ini menjalani isolasi mandiri untuk bisa tetap bertahan dirumah dan tidak beraktivitas di luar ruangan. Ini bertujuan untuk menekan penyebaran virus corona di kampung wisata itu.
“Tim Satgas Covid-19 yang sudah dibentuk di setiap RT itu harus betul-betul tegas membatasi kegiatan warga sementara ini. Jangan sampai jumlah yang terkonfirmasi bertambah dan ada korban meninggal lain,” bebernya.
Kendati nyaris separuh penduduk Merabu terkonfirmasi COVID-19, tetapi Sri Juniarsih belum bisa memutuskan apakah Kampung Merabu itu perlu untuk dilakukan karantina wilayah.
Meskipun penetapan karantina wilayah itu perlu, tetapi, menurutnya, keputusan itu nanti akan diambil melalui rapat bersama Satgas Covid-19 kabupaten.
“Untuk karantina wilayah belum ya, tapi di sana memang saat ini butuh perhatian lebih. Apalagi Kecamatan Kelay menjadi salah satu zona merah di Berau,” sebutnya. (*)
Editor: Bobby Lalowang