Foto: Tukik yang siap dilepas liarkan di penampungan BKSDA di Pulau Sangalaki

TANJUNG REDEB,- Petugas konservasi di Pulau Sangalaki mengaku, masih ada aktivitas pencurian telur penyu di Berau. Polhut Pelaksana Lanjutan Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Kaltim, Hendra Jaya yang bertugas mengawasi Pulau Sangalaki mengungkapkan, pencurian dilakukan malam hari. Menunggu petugas beristirahat.

“Pencurian masih terjadi, tapi tidak setiap malam. Ada waktu-waktu tertentu,” ungkapnya, Rabu (19/10/2022).

Biasanya pelaku akan berpura-pura memancing di sekitar pulau untuk memantau situasi, sebelum melancarkan aksinya. Tidak hanya sekedar memancing tapi mengamati aktivitas petugas BKSDA yang mengawasi penyu-penyu bertelur.

“Petugas yang berpatroli keliling pulau juga diamati oleh mereka. Apalagi cahaya senter yang dipakai juga terlihat. Ketika, petugas istirahat barulah oknum-oknum ini beraksi mencuri telur penyu di Sangalaki,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi itu terus terjadi, dirinya meminta bantuan atau dukungan Polsek Pulau Derawan untuk membantu pengawasan, terutama pada musim penyu bertelur di bulan Agustus, September, dan Oktober.

Menurutnya, ketika masa-masa tersebut, penyu yang naik ke Sangalaki berkisar kurang lebih 30 ekor, bahkan lebih yang berlangsung 2 hingga 4 tahun.

Periode itu, penyu naik bertelur 4 sampai 5 kali dengan jeda 2 minggu. Seekor penyu, mampu bertelur sebanyak 80 butir hingga 150 butir.

“Kami panggil polisi, sama-sama kami awasi telur-telur ini dari pencurian yang dilakukan oknum yang tidak bertanggung jawab,” katanya.

Dirinya mengakui, dalam mengawasi pencurian telur di Sangalaki memang belum begitu maksimal. Salah satu faktornya yakni, minimnya personel yang ada. Kemudian, armada perahu untuk berpatroli di sekitar perairan Sangalaki juga belum ada.

“Petugas yang ada di sini itu hanya 4 orang. Masih kurang, sehingga pengawasan juga belum begitu maksimal,” tuturnya.

Namun, dari informasi terakhir terkait perahu tersebut sudah selesai diperbaiki di Pulau Semama. Dengan adanya perahu itu, akan memudahkan pihaknya untuk melakukan patroli di sekitar pulau sambil mengamati, oknum nelayan atau pemancing yang beroperasi di dekat Pulau Sangalaki.

Memang sejauh ini, dirinya mengaku belum pernah ada pelaku pencurian yang tertangkap tangan. Meski begitu, pihaknya tetap berupaya melakukan pengawasan dan pencegahan pencurian telur penyu di sana. Bagaimanapun kata dia, pencurian ataupun menjual belikan telur penyu tidak diperbolehkan, dan melanggar undang-undang.

“Kalau ada oknum yang tertangkap tangan, tentu akan kami tindak dan serahkan ke aparat keamanan. Pidananya jelas. Kami dari BKSDA Kaltim, terus berupaya mencegah terjadinya pencurian telur penyu di Sangalaki, maupun pulau konservasi penyu yang menjadi kewenangan BKSDA,” pungkasnya.(*)