Foto: Aktivitas maskapai Sri Wijaya Air di Bandar Udara Kalimarau sebelum pandemi Covid-19

TANJUNG REDEB- Pemkab Berau menyepakati skema block seat yang ditawarkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), agar pesawat berbadan lebar dapat melayani penerbangan ke Bumi Batiwakkal.

Wakil Bupati Berau mengatakan, dengan menerapkan skema tawaran block seat, seharusnya tidak ada masalah. Tapi menurutnya, perlu mengetahui berapa anggaran yang akan digunakan.

Namun, untuk skema block seat ini diharapkannya tidak sampai 100 persen. Pasalnya, ketika nanti maskapai yang ada di Berau, yakni Lion Air menurunkan harga, namun skema block seat yang disepakati sudah terlanjur tinggi.

“Ini sifatnya masih penawaran. Nanti tergantung dari maskapainya saja lagi. Kalau 50 persen, saya kira skema block seat ini bisa diterapkan,” ujarnya.

Gamalis menyebut, saat ini upaya yang telah dibuat yakni melakukan goverment to business dan goverment to goverment. Kemudian, pihaknya juga meminta partisipasi setiap OPD dan pihak ketiga, agar ketika melaksanakan cuti bisa menggunakan pesawat yang menerapkan skema block seat jika sudah disepakati.

“Dalam posisi hari ini kita tidak perlu lagi, asal turun aja Sriwijaya itu akan jadi pilihan alternatif. Apalagi pesawat besar. Bagasi tidak berbayar. Itu tidak perlu di block seat, orang akan pindah pilihan. Apalagi harga murah dengan pesawat besar,” jelasnya.

Upaya Pemkab Berau dalam menekan tingginya harga tiket transportasi udara tak ada hentinya. Setelah Bupati Berau Sri Juniarsih menyurat ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan maskapai penerbangan terkait tingginya harga tiket pesawat ke Berau, akhir pekan lalu.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Andi Marewangeng, juga segera menindaklanjutinya dengan bertandang ke Kemenhub di Jakarta.

Andi Marewangeng mengatakan, dirinya memang diperintahkan bupati, untuk berkoordinasi langsung dengan jajaran Kemenhub, guna mencari solusi mengenai tingginya harga tiket pesawat yang melayani penerbangan ke Bandara Kalimarau.

“Saya diminta untuk datang langsung dan memaparkan apa yang saat ini sedang terjadi di daerah, terkait harga transportasi udara,” ujarnya kepada awak media, baru-baru ini.

Andi menjelaskan, setelah menyampaikan laporan tingginya harga tiket dan masih terbatasnya maskapai penerbangan di Berau, hal tersebut langsung menjadi perhatian Kemenhub.

Pasalnya saat dilakukan penghitungan bersama, harga tertinggi tiket penerbangan ke Berau berkisar Rp 1,6 juta. Sementara saat ini harga tiket ke Berau dengan pesawat jenis ATR, bisa tembus hingga Rp 1,8 juta.

“Kami bertemu ibu Sarbani (Kepala Sub Unit Pembinaan, Pengusahaan, dan Tarif Angkutan Udara, Direktorat Angkutan Udara/PPTAU DAU). Beliau menyampaikan akan menindaklanjuti dan mengevaluasi terkait tarif penerbangan ke Berau ini,” ujarnya.

Saat melakukan pertemuan, dirinya juga menyampaikan bahwa Pemkab Berau berharap dukungan dari Kemenhub, agar pesawat berbadan lebar bisa kembali melayani penerbangan ke Berau. Dengan pesawat jenis boeing, maka harga tiket diyakini akan lebih murah. Selain itu dengan masuknya maskapai lain, akan ada persaingan harga.

“Ini juga yang kami sampaikan agar bisa kembali ada penerbangan pesawat boeing, terlebih fasilitas bandara sudah mendukung dan pernah melayani penerbangan jenis boeing,” jelasnya.

Salah satu solusi yang ditawarkan agar operator penerbangan dengan pesawat berbadan lebar bisa melayani penerbangan ke Berau dikatakannya dengan melakukan block seat. Dengan pola ini, dikatakannya, memberikan kepastian keterisian kursi bagi maskapai.

Sesuai arahan bupati, selain ke Kemenhub, pihaknya juga melakukan pertemuan dengan manajemen maskapai Sriwijaya Air. Disebutnya, maskapai tersebut sudah punya pengalaman melayani penerbangan di Berau, menggunakan pesawat Boeing 737 seri 300 dan 500.

Pada pertemuan dengan Direktur Niaga Sriwijaya Air, Henoch Rudi Iwanudin dan Senior Manager, Raykevin Maramis, Andi menyampaikan harapan Pemkab Berau agar maskapai Sriwijaya Air kembali membuka rute penerbangan ke Berau.

“Jadi kita juga berdiskusi, membahas agar bisa kembali membuka rute ke Berau,” katanya.

Prinsipnya, ujar Andi, manajemen Sriwijaya Air siap, namun meminta dukungan Pemkab Berau guna mewujudkan rencana tersebut . Baik dengan pola business to business antara maskapai Sriwijaya Air dengan Perusahaan Daerah (Perusda), maupun dengan sistem carter penerbangan Berau-Balikpapan.

“Maskapai Sriwijaya sudah berencana membuka rute Balikpapan-Jakarta pada pertengahan Oktober ini, tentu ini perlu kita sambut baik agar bisa berlanjut ke Berau,” ungkapnya.

Menindaklanjuti pertemuan tersebut, manajemen Sriwiyaja Air akan menjadwalkan kunjungan ke Balikpapan dan Berau pekan depan. Pihaknya juga akan mengundang manajemen Sriwijaya Air untuk audiensi bersama bupati dan pihak terkait, guna membahas kembali upaya agar maskapai dengan pesawat berbadan lebar bisa mendarat di Bumi Batiwakkal. l