SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mulai menggeber strategi ekonomi berbasis desa lewat pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di seluruh wilayah Kaltim.
Targetnya ambisius. Sebanyak 841 koperasi terbentuk dan siap diluncurkan serentak pada 12 Juli 2025.
Wakil Gubernur Kaltim, H Seno Aji, menyebut pembentukan koperasi ini sebagai langkah nyata memperkuat ekonomi masyarakat desa. Dalam pertemuan dengan Staf Khusus Kementerian Pertanian RI, Jumat 23 Mei 2025, ia memaparkan sejumlah tantangan dan solusi.
Salah satu hambatan terbesar adalah soal dana pembentukan koperasi. Peraturan melarang penggunaan Dana Desa maupun APBD secara langsung. Pemprov pun berupaya mencari celah legal agar program tetap berjalan.
“Pemprov Kaltim maupun kabupaten dan kota boleh membantu dana pembentukan koperasi melalui belanja tidak terduga,” tegas Seno.
Dengan dasar surat dari Menteri Koperasi, skema pembiayaan ini dianggap sah dan dapat dipertanggungjawabkan. Pembentukan koperasi dimulai sejak pertengahan Mei di sejumlah wilayah, termasuk Balikpapan, Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, dan Paser, dan akan berlanjut ke Bontang, Kutai Timur, Berau, Kutai Barat, dan Mahakam Ulu.
Setiap koperasi akan dibantu proses legalisasinya oleh notaris di daerah masing-masing, dengan estimasi biaya sekitar Rp2,5 juta per koperasi.
“Kami berharap 30 Mei semua musyawarah desa selesai, sehingga maksimal 10 Juni seluruh koperasi sudah bernotaris,” ujar Seno.
Pemprov menargetkan peluncuran serentak pada 12 Juli sebagai tonggak lahirnya gerakan koperasi desa secara massal di Kaltim.
Isu lain yang mengemuka dalam pertemuan adalah percepatan swasembada pangan. Pemprov mengaku kesulitan mendorong pengadaan alat mesin pertanian (alsintan) karena terkendala regulasi.
“Dalam undang-undang jelas melarang pemerintah daerah membeli alsintan,” ujarnya, seraya berharap Kementerian Pertanian segera turun tangan.
Sebagai bagian dari regenerasi petani, Pemprov juga menjajaki kerja sama pendidikan pertanian. Lulusan SMK SPP di Sempaja direncanakan melanjutkan kuliah di Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) Bandung.
“Insyaallah nanti kami komunikasikan,” kata Seno soal peluang kuliah pertanian bagi putra-putri Kaltim.
Strategi ekonomi desa melalui koperasi ini menjadi langkah penting yang bukan hanya berdampak ekonomi, tapi juga punya dimensi sosial dan politik. Jika berhasil, Koperasi Merah Putih bisa menjadi model penguatan desa yang berkelanjutan. (*)