Foto: Bupati Sri Juniarsih saat melakukan sidak di Pasar Sanggam Adji Dilayas
TANJUNG REDEB, – Dampak kenaikan harga BBM subsidi membawa dampak pada banyak sektor. Namun, menurut Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Berau, Fitrial Noor menilai, imbas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi bisa dikendalikan dengan menjaga distribusinya.
Meskipun akan tetap menimbulkan inflasi, tapi bisa dikendalikan dengan kebijakan yang tepat.
“Koordinasi secara menyeluruh dari pemerintah pusat, stakeholder terkait hingga para pengusaha merupakan langkah yang tepat, dan itu sudah dilakukan,” terangnya.
Sebab ada banyak opsi sebagai solusi pengendalian inflasi dan dampak kenaikan BBM telah dikeluarkan. Kemudian tinggal menunggu sikap Pemkab, akan mengambil opsi yang mana.
Inflasi di Berau ujarnya masih cukup terkendali dan masih dalam skala kecil. Berdasarkan data, penyumbang inflasi tertinggi berasal dari sektor pangan. Namun, distribusi barang dan jasanya masih terkendali.
“Jadi, inflasi di Berau masih terkendali, tidak ada inflasi besar yang terjadi. Itupun di beberapa sektor saja, tidak menyeluruh,” terangnya.
Pihaknya bersama Pemkab Berau akan terus mengawasi pasca kebijakan kenaikan BBM subsidi diberlakukan. Ke depan tentunya akan dilakukan rapat koordinasi untuk menjaga perekonomian di Kabupaten Berau.
“Tugas kita menjaga distribusinya. Jangan sampai macet atau terjadi hambatan. Kalau tidak akan menjadi penyebab inflasi dan itu hanya salah satunya saja,” bebernya.
Jadi, lanjutnya, sangat penting untuk menjaga distribusi BBM. Selain itu yang perlu diawasi yakni distribusi pangan dan barang lainnya.
Sehingga, semua bisa terjaga dengan baik. Meskipun, terjadi inflasi namun, tidak besar dan bisa dikendalikan.
Penekanannya dengan berbagai kebijakan yang diberlakukan pemerintah yakni kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT), pemberian honor bagi pekerja yang gajinya di bawah Rp 3,5 juta dan sebagainya.
“Tidak perlu ada kebijakan khusus lain. Cukup satu instruksi dengan pusat. Saya kira sudah cukup mengatasi dampak kenaikan BBM,” imbuhnya.
Hanya saja, koordinasi harus terus dilakukan dengan berbagai sektor sesuai arahan dari pemerintah. Harapannya tidak ada kekhawatiran yang berlebih. Tapi, khusus BBM perlu juga diawasi ketersediaan dan kuotanya agar cukup sampai akhir tahun.
“Berkaca pada tahun-tahun sebelumnya kuota subsidi BBM sudah habis sebelum akhir tahun. Itu juga harus diantisipasi bersama agar kuota tetap terjaga stoknya hingga akhir tahun,” pungkasnya. (*)