Foto: Ketua DPRD Berau Madri Pani.

TANJUNG REDEB, – Pasca kenaikan harga BBM bersubsidi, dikhawatirkan segera menimbulkan efek pada berbagai sektor,termasuk layanan jasa. Seperti biaya transportasi umum.

Hal itu seperti disampaikan Ketua DPRD Berau, Madri Pani. Secara pribadi, ia mengaku tidak setuju dengan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. 

Saat ini, kenaikan Pertalite menjadi Rp 10 ribu dan Solar Rp 8.500 menurutnya cukup tinggi. Dan tentu saja akan menjadi pemicu naiknya tarif transportasi umum. Seperti misalnya travel. 

“Itu sudah bisa dipastikan. BBM naik ongkos travel otomatis pasti akan ikut naik,” jelasnya.

Hal ini kata dia, bisa saja diperparah dengan kondisi sulitnya mendapatkan BBM dan melonjak drastisnya harga BBM yang dijual secara eceran oleh masyarakat. Di mana BBM yang belum naik saja, harganya sudah mahal dan susah didapatkan, ditambah kenaikan harga BBM bersubsidi. 

“Ini juga yang menjadi kekhawatiran kami di DPRD. Tentu ini akan menjadi masalah lagi di tengah masyarakat,” ujarnya. 

Di Berau saat sebelum kenaikan BBM, biaya transportasi udara misalnya sudah mencekik.  Banyak calon penumpang yang memanfaatkan jasa travel. Dengan kenaikan harga BBM ini ia menilai, akan membuat biaya transportasi darat ini ikut nakk.

Di sisi lain, kenaikan BBM juga akan berdampak pada kenaikan beberapa bahan pokok. Lantaran harus mengeluarkan biaya lebih untuk ongkos transportasinya. 

“Yang jelas akan luas dampaknya. Belum lagi nelayan yang tinggal di pesisir, tentu juga akan merasakan dampak dari kebaikan BBM ini,” jelasnya. 

Dirinya pun berharap, dengan kenaikan BBM bersubsidi itu, pemerintah dapat menjamin ketersediaannya jangan sampai sulit didapatkan. Di sisi lain, dirinya juga meminta kepada instansi penegak hukum untuk selalu melakukan patroli ke sejumlah SPBU maupun APMS di setiap wilayah untuk menertibkan pengetap. 

“Jangan sampai, sudah BBM ini mahal, sulit juga didapatkan. Akhirnya, di eceran harganya berkali-kali lipat. Itu yang tidak kami inginkan,” pungkasnya.(*)