Foto: Wabup Gamalis saat mengunjungi posyandu di kampung-kampung
TANJUNG REDEB – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau terus menggencarkan langkah guna menekan angka stunting di Kabupaten Berau yang cukup tinggi.
Salah satunya dengan kunjungan tim audit kasus (AKS) stunting ke pos pelayanan terpadu (Posyandu) di sepuluh lokasi khusus (Lokus) Bumi Batiwakkal.
Wakil Bupati Berau, Gamalis meminta masyarakat untuk rutin membawa anaknya untuk memeriksakan kesehatan ke Posyandu. Disebutkannya, tim AKS akan rutin berkunjung ke posyandu di sepuluh lokus di Kabupaten Berau untuk mengidentifikasi anak-anak yang berisiko stunting.
Seperti kunjungannya ljengkap dengan membawa dokter anak, kandungan dan psikolog. Tim juga melakukan pendampingan konsultasi bagi calon pengantin (Catin).
“Lokus penanganan stunting yang terdekat ada di Sambaliung. Dan kami memilih Kampung Sukan Tengah karena termasuk yang paling banyak kasus stuntingnya,” jelasnya Senin (29/8/2022).
Kunjungan tim AKS tersebut diharapkan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan untuk pencegahan stunting.
Tanpa harus jauh-jauh datang ke perkotaan. Selain itu, masyarakat juga bisa mendapat pendampingan dan konsultasi terkait pernikahan dini. Di mana hal itu juga salah satu pemicu kasus stunting.
“Untuk sementara masih fokus pada lokus penanganan stunting saja. Ke depan jika lokus sudah selesai akan diperluas di seluruh daerah di Kabupaten Berau. Sehingga, semua masyarakat bisa mendapatkan pelayanan yang maksimal,” terangnya.
Pihaknya juga mengunjungi rumah-rumah warga setempat untuk melihat kondisi dari faktor-faktor yang mempengaruhi angka Stunting.
Sebab penuntasan stunting bisa dilakukan debgan intervensi spesifik atau langsung dengan kunjungan ke posyandu. Serta, intervensi sensitif atau tidak langsung seperti kunjungan ke rumah warga.
“Karena stunting itu banyak penyebabnya. Dan ternyata kondisi rumah yang tidak sehat juga bisa menyebabkan kasus stunting,” paparnya.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK), Sri Aslinda Gamalis menambahkan, hasil kunjungan rumah yang dilakukan di Kampung Sukan Tengah sudah memenuhi kriteria rumah sehat.
Sirkulasi udara dan sanitasi sudah bagus, kamar mandi berada di dalam rumah, dan tidak ada kandang ayam di dekat rumah.
“Kami siap bersinergi dengan stakeholder terkait untuk menekan angka stunting,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Berau, Rabiatul Islamiah menyampaikan, pada 2022 Kabupaten Berau memiliki 10 lokus risiko stunting yang cukup tinggi. Setelah kunjungan ke posyandu dan
Perkembangan dan pertumbuhan anak kemudian di intervensi lingkungannya. Yang tidak kalah penting dalam penanganan stunting yakni terkiat budaya pola makan.
“Tim pakar nanti yang akan mengevaluasi atas hasil kunjungan di Kampung Sukan Tengah. Apakah anak-anak di sana terkena stunting atau tidak,” bebernya. (*)