BERAU – Awang Faroek Ishak, mantan Gubernur Kalimantan Timur dua periode, meninggalkan warisan pembangunan infrastruktur yang signifikan selama masa kepemimpinannya.

Salah satu orang terdekatnya, Rusmadi, yang kini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Samarinda, mengakui bahwa selama 10 tahun Awang Faroek menjabat sebagai gubernur, ia telah membangun banyak fondasi penting bagi keberlangsungan pembangunan di wilayah Provinsi Kaltim, termasuk dua bandara di Berau.

“Kalau saya lihat apa yang dilakukan Pak Awang Faroek selama 10 tahun betul-betul membangun pondasi, ya itu tadi di infrastruktur kemudian sumber daya manusia,” ujar Rusmadi dikutip Beritasatu.com, pada Senin (23/12).

Menurut Rusmadi, beberapa infrastruktur yang telah dibangun dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kaltim antara lain pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda atau Tol Balsam, serta pembangunan sejumlah bandara seperti Bandara APT Pranoto Samarinda, Bandara Kalimarau Berau, dan Bandara Pariwisata di Pulau Maratua.

Bandara Kalimarau, yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 24 Oktober 2012, menjadi salah satu proyek besar semasa Awang Faroek Ishak. Dengan anggaran sekitar Rp 400 miliar dari APBD Kaltim, bandara ini meningkatkan konektivitas dan mempermudah akses ke Kabupaten Berau serta wilayah sekitarnya.

Selain itu, Bandara Pulau Maratua, yang mulai dibangun pada September 2015 dan selesai pada tahun 2017, juga menjadi salah satu pencapaian penting. Bandara ini resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 25 Oktober 2018, dan berfungsi sebagai pintu gerbang pariwisata ke pulau-pulau indah di Kepulauan Derawan, termasuk Pulau Maratua.

Awang Faroek Ishak dikenal sebagai figur visioner yang berani mengambil langkah besar untuk kemajuan Kalimantan Timur. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan semasa kepemimpinannya tidak hanya meningkatkan konektivitas tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di daerah tersebut.

Diberitakan sebelumnya, mantan Gubernur Kaltim 2008-2018, Awang Faroek Ishak, resmi dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis seusai menjalani perawatan selama lebih dari 10 jam di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (22/12) malam. Berdasarkan hasil diagnosa, Awang Faroek diduga meninggal dunia akibat mengalami penyakit diare akut.

Langit Bumi Etam tampak muram saat halaman Kegubernuran Kalimantan Timur (Kaltim) dipenuhi oleh para pelayat yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mantan Gubernur Kaltim dua periode, Awang Faroek Ishak. Pada Senin (23/12), suasana penuh haru menyelimuti prosesi pelepasan yang dilaksanakan dengan penuh penghormatan.

Setelah disalatkan di Masjid Nurul Mukminin, jenazah Awang Faroek dibawa ke halaman kantor gubernur untuk prosesi pelepasan terakhir. Sejumlah tokoh penting hadir dalam acara ini, termasuk Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim, Akmal Malik, yang memberikan sambutan penuh rasa kehilangan.

“Beliau adalah salah satu putra terbaik Benua Etam. Jasa-jasanya sangat besar bagi masyarakat Kaltim, khususnya dalam pembangunan daerah ini,” ujar Akmal.