Foto: Bupati Berau bersama Direktur IPB saat meninjau PLTU Lati belum lama ini.
TANJUNG REDEB,- Berdasarkan regulasi,Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) lati, PT Indo Pusaka Berau tidak lagi mendapatkan suplai batubara dengan harga murah. Dengan kondisi itu, belum dapat dipastikan nasib PLTU pertama di Berau itu kelak.
Sebab tahun 2023, suplai batubara dari Berau Coal tidak lagi dengan kompensasi harga. Kondisi itu juga akan ditambah dengan keberadaan PLTU Teluk Bayur milik PT PLN Persero, serta interkoneksi jaringan Berau-Bulungan sudah tersambung.
Menanggapi situasi tersebut, Wakil Bupati Berau Gamalis mengatakan, memang masalah itu juga didasari pada posisi pembangkit yang berada tidak di mulut tambang. Hal ini kata Gamalis mempengaruhi regulasi penjualan batu bara ke IPB.
Memang di regulasi lama kata lanjut Gamalis, PT IPB diberi kompensasi harga batu bara lebih murah. Agar IPB dapat menjual harga lebih bagus ke PLN, dan PLN dapat menjual listrik ke masyarakat.
Tahun 2023 nanti, Berau Coal itu sudah tidak bisa lagi melakukan itu, karena Berau Coal melewati regulasi yang ada harus menjual dengan kisaran harga 9,4 dolar.
“Itu agak mahal, dan kita bisa angkat tangan kalau begitu, itu regulasi ya, hanya bisa diturunkan 4 dolar sekian, jika IPB berada di mulut tambang,” ungkapnya.
Padahal kata Gamalis, sejak PLTU Lati berdiri statusnya sebagai PLTU mulut tambang. Tapi kini, berdasarkan pengakuan pihak ESDM bukan demikian.
“Jadi statusnya hari ini bukan di mulut tambang, tapi pembangkitnya hari ini sama dengan pembangkit biasa,” katanya.
Untuk mengatasi kondisi ini, tengah diupayakan perundingan agar IPB dapat menjadi pembangkit mulut tambang. Tujuannya agar kompensasi pembelian batu bara murah dapat terus dilakukan.
Sebab jika tidak, 2023 mendatang, PT IPB akan membeli batu bara dengan harga normal dan otomatis akan menjadi beban sangat berat bagi operasional PLTU itu.
“Jadi kami nanti akan lakukan lagi pembicaraan dengan direktur tambang batu bara,” katanya.
Sementara itu, untuk pemenuhan listrik di Berau sebenarnya bisa menggunakan PLTU milik PLN di Teluk Bayur. Belum lagi sutet Berau-Bulungan juga sudah terkoneksi. Menurut Gamalis, memang dalam mencukupi kebutuhan energi listrik di Berau ada arah ke sana.
Jika kata dia, hal itu sudah terjadi, maka PT IPB nantinya hanya akan menjual listrik ke PT Berau Coal saja.
“Tapi ini bukan jadi masalah, kita masih jual listrik ke Berau Coal. IPB akan mendesifikasikan usahanya dengan berjualan ke Berau Coal. Nah ini juga sudah kami sampaikan ke Berau Coal. Dan mereka siap membeli listrik dari IPB,” pungkasnya. (*)