TANJUNG REDEB– Untuk memastikan kesehatan ikan dan udang air tawar di Kabupaten Berau tetap terjaga, Dinas Perikanan (Diskan Berau) secara rutin mengirimkan sampel ke Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan di Balikpapan.
Langkah ini dilakukan sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit yang bisa mengancam sektor perikanan di daerah.
Kepa Bidang Pengendali Hama dan Penyakit Ikan Dinas Perikanan Berau, Dadang Sutikno, menjelaskan pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi secara dini kesehatan ikan dan udang yang dibudidayakan.
Pemeriksaan dilakukan di laboratorium karena gejala penyakit sering kali tidak terlihat dengan mata telanjang.
“Kita harus mengirim sampel ke Balai Karantina di Balikpapan karena Kabupaten Berau belum memiliki laboratorium khusus untuk menguji sampel ikan dan udang. Biasanya, pengiriman dilakukan dua kali dalam setahun, yakni pada pertengahan tahun dan akhir tahun,” ujar Dadang.
Ia menambahkan, hasil pemeriksaan selama ini menunjukkan bahwa ikan-ikan air tawar di Berau tidak terindikasi penyakit berbahaya.
“Hasilnya sejauh ini negatif semua, baik untuk ikan maupun udang. Ini tentu kabar baik bagi sektor perikanan dan para pembudidaya,” katanya.
Pengambilan sampel udang biasanya dilakukan dari beberapa kampung yang menjadi sentra budidaya di Berau, seperti Kampung Suaran, Kasai, Pegat Batumbuk, dan Tabalar Muara.
Udang menjadi salah satu komoditas unggulan perikanan di wilayah ini, sehingga pemantauan kesehatan udang dilakukan secara intensif.
Dinas Perikanan Berau juga gencar melakukan sosialisasi kepada pembudidaya, mengimbau mereka untuk rutin melakukan pengurasan tambak dan menjaga kebersihan lingkungan budidaya.
Langkah ini dinilai efektif untuk mencegah penyakit yang bisa menginfeksi udang.
Salah satu penyakit yang menjadi perhatian khusus adalah white spot atau bintik putih, penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian massal pada populasi udang.
Namun, hingga saat ini, penyakit tersebut belum pernah ditemukan di tambak-tambak udang Kabupaten Berau.
“Kita harus tetap waspada terhadap penyakit seperti white spot. Meski belum ada kasus di Berau, pencegahan lebih baik dilakukan sejak dini,” jelas Dadang.
Dadang menegaskan, upaya ini adalah bagian dari langkah jangka panjang untuk menjaga keberlanjutan sektor perikanan di Berau.
Selain melakukan pengiriman sampel, Dinas Perikanan juga terus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kualitas air, kebersihan kolam, dan teknik budidaya yang baik dan benar.
“Kami harap, pembudidaya semakin sadar akan pentingnya menjaga kesehatan ikan dan udang mereka. Dengan demikian, sektor perikanan di Berau dapat terus berkembang tanpa terkendala masalah penyakit,” tutup Dadang.
Dengan adanya pemantauan rutin dan langkah pencegahan, diharapkan sektor perikanan Berau tetap sehat dan produktif, mendukung perekonomian lokal serta keberlanjutan ekosistem budidaya.(*)