TANJUNG REDEB,– Selain mendorong peningkatan potensi perikanan, Kabupaten Berau juga cukup serius melihat potensi budidaya rumput laut.
Bahkan, saat ini Kampung Karangan, Kecamatan Biatan diproyeksikan menjadi sentra budidaya rumput laut Berau.
Meskipun, harus menghadapi tantangan berupa hama dan persinggungan wilayah penangkapan, Dinas Perikanan (Diskan) Berau tetap optimis bahwa sektor ini memiliki peluang besar untuk terus berkembang.
Menurut data Dinas Perikanan, Kampung Karangan telah menjadi pusat produksi rumput laut di Berau selama bertahun-tahun. Bahkan produksinya sudah mencapai 42.500 ton pada 2023.
Karenanya, tahun 2025 mendatang, para petani rumput laut ini akan menerima dukungan bibit rumput laut dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, sebagai bagian dari upaya peningkatan produktivitas.
“Budidaya rumput laut sebenarnya bisa dilakukan di banyak daerah di Berau, tetapi minat masyarakat masih rendah. Beberapa faktor, seperti hama, juga menjadi tantangan utama,” ujar Dadang Sutikno, Pengendali Hama dan Penyakit Ikan Dinas Perikanan Berau.
Dijelaskannya, salah satu hama yang sering menyerang rumput laut adalah penyu, yang menjadikan tanaman ini sebagai makanan utamanya.
Selain hama, tantangan lain yang dihadapi adalah kurangnya infrastruktur dan minat masyarakat.
“Daerah seperti Tanjung Batu juga sebelumnya didorong menjadi lokasi budidaya rumput laut. Tapi terpaksa berhenti akibat serangan hama yang terlalu tinggi,”bebernya.
Meski begitu, Dadang menyebut jika pihaknya terus mendukung masyarakat Kampung Karangan yang tertarik mengembangkan budidaya ini.
Hanya saja, akibat dari kewenangan atas kawasan laut berada di tangan provinsi, Diskan Berau lebih berperan dalam pembinaan dan pendampingan.
Tahun ini, pihaknya telah bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltim untuk melakukan pengecekan lokasi budidaya di Kampung Karangan, sebagai persiapan pemberian bantuan pada 2025 mendatang.
“Pihak provinsi perlu memastikan lokasi budidaya di Karangan sebelum bantuan bibit diberikan. Kami mendukung langkah ini agar budidaya dapat berjalan optimal,” tambahnya.
Menurutnya, rumput laut paling baik dikembangkan di perairan yang jernih. Siklus panen biasanya berlangsung setiap 3-4 bulan, meskipun kadang bergantung pada jadwal investor untuk pengambilan hasil panen.
Meski begitu, pihaknya optimis bahwa Kampung Karangan memiliki potensi besar untuk menjadi sentra rumput laut di Berau, terutama dengan dukungan dari pemerintah provinsi.
“Jika masyarakat terus konsisten, rumput laut bisa menjadi salah satu komoditas unggulan Berau,” tuturnya.
Dengan pembinaan berkelanjutan dan dukungan dari berbagai pihak, Kampung Karangan diharapkan mampu meningkatkan produksi rumput laut dan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat.(*)