TANJUNG REDEB,– Bermodal awal hanya hanya 1 juta rupiah, seorang ibu dua anak yang tinggal di Murjani II, Tanjung Redeb, sukses mengembangkan usaha pempek hingga menghasilkan puluhan juta rupiah per bulan.
Kisah sukses ini membuktikan bahwa dengan ketekunan dan strategi yang tepat, usaha kecil dapat berkembang menjadi sumber penghasilan yang besar.
Maria Fitri, sosok di balik usaha pempek yang kini ramai diburu pelanggan, awalnya memulai bisnis ini dengan modal terbatas. Ia membeli bahan baku sederhana dan membuat pempek dalam skala kecil di rumahnya.
Berkat rasa yang enak dan kualitas yang terjaga, pempek buatannya diminati oleh orang-orang sekitar.
“Awalnya saya kepikiran untuk berjualan karena waktu itu masih belum banyak yang jualan pempek. Akhirnya saya buat untuk dimakan di kantor, ternyata teman-teman banyak yang beli. Dari situ, saya mulai buka layanan delivery order,” jelas Maria kepada Berauterkini.co.id, dengan senyum bangga.
Ia tidak menyangka usaha yang dimulai dengan modal seadanya ini bisa berkembang sejauh ini. Awalnya hanya coba-coba, tetapi ternyata banyak yang berminat.
Untuk meningkatkan penjualannya, Maria memanfaatkan media sosial dan layanan pesan antar untuk menjangkau lebih banyak pelanggan. Ia rutin membagikan foto produk dan promosi di Instagram, WhatsApp, dan Facebook, yang kemudian menarik perhatian banyak pembeli dari berbagai kalangan.
Jenis pempek yang ditawarkan pun bervariasi, seperti pempek campur, kapal selam, lenjer, otak-otak, lenggang, tekwan, kukit, crispy, dan pempek sultan (premium).
“Harganya mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 35 ribu,” ucapnya.
Namun, dalam menjalankan usahanya, Maria sering menghadapi kendala, terutama dalam mencari bahan baku utama, yaitu ikan tenggiri.
Ia mengaku ikan tenggiri sering kali kosong, sementara tepung yang digunakan sebagai campuran harus dipesan dari luar Berau karena ketersediaannya di Berau yang terbatas.
“Kendalanya, yang paling susah itu mencari bahan baku utama, yaitu ikan tenggiri. Sering kali kosong. Selain itu, tepung yang kita gunakan harus dipesan dari luar Berau, karena ketersediaannya di Berau terbatas,” jelas Maria.
Selain melayani pembeli secara online, “Pempek Cekya” juga memiliki toko offline yang beralamat di Jalan Murjani II, Tanjung Redeb.
Usaha yang dimulai sejak 2014 ini kini sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan sertifikat halal.
“Alhamdulillah, Diskoperindag memberikan fasilitas untuk pembuatan NIB, HAKI, dan sertifikat halal,” tandasnya.
Maria juga memberikan pesan bagi siapa saja yang ingin memulai usaha dengan modal kecil. Menurutnya, ketekunan, inovasi, dan strategi pemasaran yang tepat sangat penting.
Baginya, usaha sederhana seperti berjualan pempek bisa menjadi peluang besar untuk meraih kesuksesan finansial, apalagi jika memiliki keinginan yang kuat.(*)