Reporter : Redaksi
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB – Kasus kematian ibu hamil di Kabupaten Berau mengalami peningkatan, dengan Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai enam kasus hingga Oktober 2024. Ini merupakan peningkatan satu kasus dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Lamlay Sarie, mengungkapkan bahwa penyebab utama kematian ibu hamil adalah preeklamsia, yang dikenal sebagai tekanan darah tinggi.

Gejala preeklamsia biasanya dapat terdeteksi ketika usia kehamilan mencapai 20 minggu dengan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.

Risiko utama preeklamsia terjadi pada ibu hamil yang berusia di atas 40 tahun atau di bawah 20 tahun.

“Preeklamsia umumnya ditemukan pada ibu hamil yang berusia lebih dari 20 tahun,” jelas Lamlay pada Rabu (23/10/2024).

Faktor lain yang menyebabkan preeklamsia adalah kurangnya asupan nutrisi, terutama konsumsi garam yang berlebihan, serta obesitas pada ibu hamil.

Oleh karena itu, menjaga berat badan selama kehamilan sangat penting untuk mencegah penyakit ini.

“Makanan cepat saji lebih banyak diminati daripada olahan rumahan, yang dapat berisiko bagi kesehatan ibu hamil.”bebernya.

Ibu hamil yang mengalami preeklamsia akan mengalami masalah pada perkembangan plasenta, yang dapat mengganggu pertumbuhan janin dan menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah.

Dalam kasus preeklamsia yang berat, metode persalinan normal tidak disarankan, dan operasi caesar menjadi pilihan utama.

Berdasarkan data, Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Berau pada tahun 2023 mencapai 53 kasus, dengan angka 15,61 per 1.000 Kelahiran Hidup (KLH), dan pada 2024 juga sebanyak 53 kasus, namun dengan angka 17,21 per 1.000 KLH. Lamlay menekankan bahwa tidak semua kematian bayi disebabkan oleh preeklamsia, tetapi dampaknya dapat berkontribusi terhadap kematian calon bayi.

Untuk menurunkan AKI dan AKB, Dinkes Berau mengusulkan peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga medis terlatih serta penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai, seperti alat ultrasonografi (USG).

Dinkes juga mendorong keterlibatan Kader Posyandu dalam melayani ibu hamil dan bayi di semua wilayah. Ia juga meminta agar ibu hamil diharapkan lebih waspada dan proaktif dalam menjaga kesehatan demi keselamatan diri dan janin.

“Sangat penting bagi ibu hamil untuk rutin melakukan pemeriksaan kehamilan di Posyandu atau Puskesmas terdekat, serta mengonsumsi makanan bergizi dari bahan pangan lokal,” tutup Lamlay.(*ADV)