Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB,- Menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tak menjadikan ibu rumah tangga asal Kecamatan Tanjung Redeb ini menyerah. Justru, dari dana PHK yang diterima, kini ia telah memiliki usaha handmade fashion dan kriya yang sudah merambah pasar nasional.

Wanita tangguh ini bernama Susi Susanti. Ibu dari satu anak ini menceritakan awal mula dirinya membangun bisnis yang dilatarbelakangi oleh hobinya. Pada November 2014 silam, Susan memilih mengikuti pengurangan karyawan di perusahaan tempatnya bekerja.

Dana PHK yang diterima kemudian digunakan untuk modal membangun outlet dan membeli bahan serta peralatan yang dibutuhkan untuk usahanya.

“Tidak semuanya dana PHK saya pakai, kurang lebih 50 juta sudah termasuk bangunan semi permanen,” ucapnya kepada Berauterkini.co.id.

Februari 2015 menjadi titik awal usaha yang berasal dari hobinya itu dimulai. Kreasi manik dan aneka souvenir atau cinderamata menjadi kegiatan yang ia geluti. Kemudian, ia mencoba memperkenalkan aktivitas tersebut kepada orang-orang terdekat.

Berauterkini

Awal memulai bisnis yang diberi nama “INC@ Studio dan Galeri”, Susi mengaku tidak mengutamakan omzet atau pendapat orang lain. Namun, akibat respons positif dari orang terdekat (keluarga dan teman), branding usaha yang ia bangun pun semakin cepat.

“Akhirnya, hal yang tidak pernah saya pikirkan dari usaha rumahan ini muncul, yaitu omzet,” ujarnya.

Melihat peluang tersebut, wanita berusia 38 tahun itu tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Dirinya terus mengembangkan diri, dari yang tidak mengetahui apa itu target pasar hingga menjadi paham. Hal itu ia peroleh dengan mengikuti berbagai seminar dan pelatihan.

Tak hanya itu, ia juga rutin mengikuti perkembangan industri kriya dan fashion yang saat ini memiliki peluang pasar cukup besar. Hingga akhirnya, ia turut serta dalam penyediaan hasil kriya seperti saat ini.

Seiring berjalannya waktu, produk yang disediakan semakin beragam. Di antaranya adalah aksesori (aneka bros kebaya dan baju kurung), aneka souvenir atau cinderamata (kreasi manik dan perca), bunga hias dari manik, serta dekorasi rumah dari perca dan manik.

Hal ini pun mempengaruhi omzet yang diperoleh. Tak tanggung-tanggung, secara keseluruhan, Susan kini mampu meraup keuntungan antara Rp50 hingga 100 juta dalam satu tahun.

“Untuk harganya bervariasi, paling murah Rp5 ribu, sedangkan yang paling mahal tergantung permintaan,” jelasnya.

Semakin dikenalnya produk handmade yang dibuat tentu mempengaruhi permintaan pasar. Untuk memenuhi semuanya, wanita berhijab itu mengakui jika 60 persen kebutuhan bahan baku ia peroleh di Kabupaten Berau dan 40 persen dari luar provinsi.

Ia juga tak membantah bahwa dalam membangun sebuah usaha ada kendala yang dihadapi. Susan mengatakan, kendala yang kerap dihadapi saat menjalankan usaha adalah ketersediaan bahan utama dan perubahan biaya pengiriman yang berbanding terbalik dengan permintaan dan penentuan harga jual.

“Kendalanya paling susah dapat bahan, dan harga ongkos kirimnya yang berbeda-beda. Tapi ini bukan alasan bagi saya untuk menyerah,” tegasnya.

berauterkini

Perlu diketahui, sejak 2018, “INC@ Studio dan Galeri” sudah mendapatkan HAKI. Legalitas ini ia peroleh berkat dukungan pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau, yang telah memberikan dukungan dalam bidang pemasaran dan pengurusan legalitas.

“Dalam pemasaran dan pengurusan legalitas, kita dibantu juga oleh Diskoperindag dan mitranya, yaitu Dekranasda,” tutupnya.

Bukan hanya sekadar berbisnis dan mencari keuntungan, kini “INC@ Studio dan Galeri” juga menyediakan tempat (offline) yang dapat dikunjungi sekaligus menjadi “Rumah Dilan” atau bisa disebut Rumah Pendidikan dan Keterampilan bagi masyarakat Berau.

Berlokasi di Jalan Parapatan 1 Nomor 056 Bujangga, Kelurahan Sungai Bedungun, Kecamatan Tanjung Redeb.

“Media online dalam dunia marketing sangat berpengaruh. Sehingga kegiatan online untuk branding dan promosi tetap kami lakukan,” bebernya.

Adapun media sosial yang digunakan untuk branding, promosi, dan marketing adalah Facebook (susanincaberau), Instagram (@susanincaberau), dan website susanincaberau. (*/adv)