Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau, Sujarwo Arif Widodo, menganggap sektor pertanian di wilayah Kabupaten Berau tidak menunjukkan peningkatan signifikan dan masih monoton.

“Banyak bantuan yang diberikan Pemkab Berau untuk para petani, seperti alsintan, pemberian bibit cabe, jagung dan lainnya, tapi semua itu belum bisa membuat petani kita mandiri,” nilai Sujarwo, di ruang kerjanya, akhir pekan tadi.

Menurutnya, program yang selama ini dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau terlalu monoton, sehingga para petani tidak bisa mandiri.

Banyak inovasi yang bisa dilakukan Pemkab Berau dengan program kemandirian para petani. Misalnya, dengan mendatangkan tenaga ahli dari luar Berau yang bisa melatih para petani untuk membuat pupuk sendiri. Hal ini akan membuat petani akan mandiri ke depannya.

“Karena untuk pupuk saja, harganya masih tinggi, sehingga harga hasil jualnya tentu tinggi,” jelasnya.

30F PROGRAM 1
ILUSTRASI : Petani saat merawat tanaman (foto: int)

Sedangkan dengan sektor perikanan, bilang Sujarwo, Berau masih kalah jauh dengan daerah lain, karena harga jual ikannya yang mahal. Ini tentu saja karena harga pangan ikan yang  dibeli juga mahal.

“Sama seperti petani tadi, tentunya bisa juga pembudidaya ikan ini diberikan bekal keterampilan membuat pakan ikan sendiri,” jelasnya menyarankan.

Sehingga, mereka tidak perlu lagi membeli pakan dari luar dan harga jual ikan di dalam Berau juga akan ikut menurun.

Wakil rakyat ini berharap, Pemkab Berau melalui visi misi Bupati, Wakil Bupati (Wabup) dapat membuat masyarakat maju dan sejahtera, mengusahakan program kemandirian yang dimaksud.

Apalagi, sambungnya, kepala daerah juga sudah dibekali kewenangan untuk mengambil kebijakan.

“Untuk seluruh OPD (Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait seharusnya bisa membuat petani mandiri dengan memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi mereka,” tandas Sujarwo. (*)