Reporter : Sulaiman
|
Editor : Suriansyah

REDEB – Gegara Banjir di kawasan RT 01 Suaran, jembatan di sana hanyut terbawa arus deras setelah hujan lebat melanda kampung Suaran. Sementara, Pjs Bupati Berau, Sufian Agus, menginstruksikan kepada pihak terkait agar mencari solusi untuk membuat penyeberangan sementara.

Banjir yang melanda Kampung Suaran, Sambaliung, beberapa waktu lalu mengakibatkan jembatan penghubung antar-RT terputus. Sementara waktu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau mendorong kampung untuk membuat dermaga tambat perahu untuk menyeberangkan para warga yang hendak menyeberang.

Jembatan itu merupakan akses terdekat murid SD 001 Suaran, untuk berangkat ke sekolah.

Banjir yang merendam Kampung Suaran, pada Sabtu (28/9/2024) lalu tidak hanya merendam rumah warga, namun akses jembatan yang membelah sungai itu, turut hancur diseret banjir.

Jembatan tersebut merupakan salah satu akses bagi warga yang bermukim di RT 1 dan 2 yang dapat mempercepat perjalanan menuju jalan poros, bagi warga di RT 2.

30B JEMBATAN 1 1

Material jembatan yang terbuat dari kayu kelas wahid itu (ulin), tidak mampu menahan derasnya arus dan material kayu yang diseret oleh air yang meluap.

Walhasil, jembatan pun putus. Bahkan, patahan jembatan tidak nampak di sekitaran arus sungai akibat terbawa jauh dari tempat asalnya.

Terdapat akses lain untuk menuju RT 1, namun jaraknya cukup jauh, yaitu sekitar 1 kilometer. Warga harus memutari kampung untuk dapat sampai ke tujuan, terutama menuju sekolahan.

“Sudah kami pantau, memang jembatan itu putus. Material yang hanyut, jauh dari titik ini,” kata Pjs Bupati Berau, Sufian Agus, kala melakukan blusukan ke lokasi para warga korban banjir di Suaran.

30C HUTAN 3

Saat melakukan diskusi dengan pejabat teknis, tercetus pembuatan jembatan baily, yakni jembatan penghubung yang sifatnya sementara.

Namun, untuk membangun itu membutuhkan tambahan material dan membutuhkan waktu lumayan lama dan biaya yang terbilang cukup mahal.

Sehingga, solusinya itu diganti. Pemkab Berau memerintahkan kepada aparat kampung untuk segera membuat dermaga tambat perah yang dapat mengantarkan warga hingga para murid sekolah untuk menyeberang.

“Solusi jangka pendeknya, kita buat penyeberangan saja. Ini lebih solutif,” sarannya.

Penggunaan anggaran yang cukup besar untuk membangun jembatan yang layak, mendorong Pemkab Berau baru akan merencanakan anggaran pembuatan jembatan pada 2025 mendatang.

Hal itu dianggap lebih aman, ketimbang memaksakan pembuatan jembatan terealisasi pada tahun ini.

“Tahun depan, akan diupayakan. Jelas ini harus masuk skala prioritas,” katanya berjanji.

Agus meminta kepada aparat kampung, untuk segera gotong royong dalam merealisasikan solusi tersebut.

“Ini harus segera dibuat,” pintanya.

Sementara itu, Kepala Kampung Suaran, Arif Sugiarto, menerangkan pihaknya akan menggunakan anggaran dari Alokasi Dana Kampung (ADK) untuk memastikan dermaga tambat perahu sederhana.

Termasuk nantinya, menyiapkan joki perahu agar dapat digunakan menyeberangkan para warga.

“Aman itu, akan segera kami laksanakan,” ucap Arif. (*adv)