TANJUNG REDEB – Manajemen PT Sumber Mitra Jaya (SMJ) angkat bicara ihwal kabar karyawan yang diduga keracunan makanan industri jasa boga alias catering, pada Jumat (20/9/2024) lalu.

Lewat kabar yang santer diberitakan, bahwa terdapat sekitar 30-an karyawan diduga ramai keracunan makanan setelah menyantap menu makan siang dari perusahaan.

Direktur Legal PT SBE, Tri Agus Heru, mengatakan pihaknya masih akan menunggu hasil uji laboratorium terhadap makanan yang diolah oleh pihak ketiga yang bekerjasama dengan PT SMJ.

“Kami masih menunggu hasilnya” kata Tri-sapaannya, ketika dikonfirmasi awak berauterkini.co.id, Selasa (24/9/2024).

Diakui telah berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, untuk mengonfirmasi kebenaran kabar dugaan keracunan makanan tersebut.

“Kami langsung koordinasi dan semua karyawan kami, sudah ditangani oleh tenaga kesehatan rumah sakit,” ungkapnya.

Tri membeberkan, saat kejadian pihak perusahaan telah bertanggungjawab dan menjalankan fungsinya dalam mengatasi kondisi darurat.

Salah satunya, memastikan semua karyawan yang mengalami keluhan sakit perut, mual hingga muntah-muntah, diantar ke rumah sakit menggunakan bis perusahaan.

“Sudah kami pastikan semua karyawan kami antar ke rumah sakit, total ada 451 karyawan yang bekerja dan makan makanan yang sama,” jelasnya.

Pihaknya memastikan, biaya pengobatan setiap karyawan yang dirawat Rumah Sakit dr Abdul Rivai telah ditanggung oleh Badan Penyelnggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan yang telah dibayarkan setiap perusahaan dalam setiap bulannya.

“Semua karyawan yang dirawat berada dalam tanggungan BPJS, mas,” ujarnya.

Soal catering makanan, Tri membeberkan, perusahaan menggunakan jasa boga dari PT Aruna Pangan Selaras (APS) yang telah bekerjasama dengan perusahaan beberapa tahun belakangan ini.

Bila terbukti benar perusahaan catering tersebut melakukan pelanggaran, pihaknya tidak akan segan untuk melakukan pemutusan kontrak kerja sama dengan PT APS.

Sebab, menurutnya, kualitas makanan harus dijaga dengan baik oleh perusahaan. Bila tidak, akan mempengaruhi kinerja perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batu bara tersebut.

“Kalau dalam kondisi ini kami sangat dirugikan, kami tidak ingin karyawan kami kondisinya sakit karena makanan dari perusahaan,” tegas Direktur Tri Agus Heru.

Diharapkan, hasil lab dapat segera keluar, agar sikap perusahaan dapat segera dikeluarkan terkait kerja sama dengan pihak PT APS. (*)