Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Salah satu upaya menghidupkan kesenian di seputaran Kabupaten Berau, ‘Kosagerak’ menggelar Pertunjukan Koreografi dan Pameran yang bertemakan “Banua Actcosystem”.

Langkah ini dinilai sebagai pemantik aksi-aksi kesenian di “Bumi Batiwakkal” bagi Komunitas ‘Kosagerak’ yang menggelar pertunjukan koreografi lingkungan dan pameran.

Kosagerak sendiri merupakan ruang eksplorasi tari yang berfokus pada pertukaran dan pertemuan yang diinisiasi oleh Melynda Adriani.

12B UPAYA 2

Dijelaskan Melynda “Banua” memiliki arti menunjukkan identitas etnis dan geografis. Sedangkan Actcosystem merupakan gabungan dari act-ecosystem yang memiliki arti aksi dan ekosistem.

“Singkatnya Banua Actcosystem merupakan aksi-aksi ekosistem kesenian di Berau,” jelasnya kepada berauterkini.co.id, disela kesibukannya, Rabu (11/9/2024).

Kegiatan ini menyasar seniman tari, penari, maupun penata tari yang ada di Berau, serta siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Latar belakang diadakan kegiatan ini, karena Melynda melihat kurangnya “ruang” pertunjukan di Berau, baik itu ruang festival maupun ruang fisik (gedung-gedung pertunjukan) yang sesuai. Sehingga muncullah inisiasi untuk mengadakan kegiatan tersebut.

12B UPAYA 3

“Kegiatan ini diproduksi oleh ‘Kosagerak’ dan didukung Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XlV Kaltimtara.

“Kemudian dibantu komunitas seni di Berau, seperti Sanggar Tari Mawar Dilayas, Hid’Art, Ruang Perupa Berau, Kiwari Art Studio, Tepian Kolektif dan SMP Negeri 6 Tanjung Redeb,” bebernya.

Adapun beberapa kegiatan dalam “Banua Actcosystem”, yaitu Workshop Tari dari Melynda Adriani, dan Nurrachma Dinda, Workshop Lukisan dari Roxart.

Selain itu, Pameran lukisan dari siswa-siswi SMP Negeri 6 Tanjung Redeb, Ruang Perupa Berau dan peserta Workshop Lukis serta Pertunjukan koreografi lingkungan oleh peserta Workshop Tari.

Adanya kegiatan ini, diharapkan bisa memberikan pengetahuan mengenai seni, pengetahuan tentang ruang alternatif atau ruang menari di lingkungan, sehingga tidak terpaku pada ruang tari seremonial.

“Memberikan referensi baru mengenai koreografi lingkungan dan ruang pertunjukan unconventional kepada para seniman tari Berau dan sebagai semangat berkarya dalam bentuk kontemporer,” terangnya. (*)