Reporter : Redaksi
|
Editor : Syaifuddin Zuhrie

TANJUNG REDEB,- Hadirnya Sekolah Orang Utan di Kampung Merasa merupakan salah satu bentuk kepedulian terhadap pelestarian hewan tersebut yang nyaris punah. Lokasinya yang berada di kawasan hutan konservasi memungkinkan orangutan cepat beradaptasi setelah diselamatkan dari tempat-tempat yang sempat mengancam nyawa. Lantas, mengapa mereka perlu disekolahkan dulu sebelum dilepas liarkan?

Tahapan orangutan bersekolah

Kampung Merasa yang bertempat di Kecamatan Kelay termasuk kampung budaya yang masuk daftar rekomendasi destinasi wisata Berau. Di sana, Anda dapat menyaksikan aktivitas-aktivitas penduduk lokal seperti budidaya cokelat yang menjadi fokus utama sumber pencaharian.

Sementara itu di Pulau Bawaan, yang masih termasuk wilayah Merasa, terdapat sebuah area pra-pelepas liaran satwa orangutan. Lokasi tersebut dinamakan The Centre for Orangutan Protection alias COP. Di sana, para orangutan akan diberikan berbagai pelatihan yang ditujukan untuk bertahan hidup. Sebelum mereka dapat kembali ke habitatnya dan menjalani kehidupan tanpa bantuan manusia.

Lalu, apa yang akan orangutan pelajari selama berada di sekolah tersebut? Satwa yang dilindungi tersebut bakal melewati tahapan berikut:

  1. Karantina awal

Orangutan yang ditemukan serta diselamatkan tak akan langsung diperkenalkan dengan hutan. Mereka dikarantina terlebih dulu untuk memulihkan trauma, baik yang berupa fisik maupun mental. Lalu, para relawan membagi mereka berdasarkan usia. Bayi-bayi orangutan, misalnya, akan masuk kelompok pembibitan, sementara yang remaja langsung diberikan pengajaran.

WhatsApp Image 2024 09 10 at 16.14.26
Anak Orangutan saat menjalani karantina awal. (Foto: Zuhrie/BT)
  1. Belajar hal-hal dasar

Saat bergabung dengan Sekolah Orang Utan di Kampuung Merasa, satwa bakal diberikan sejumlah skill atau keterampilan bertahan hidup. Beberapa di antaranya adalah menemukan serta membuka aneka variasi makanan yang tersedia di hutan hingga membangun sarang sebagai tempat tinggal. Relawan juga akan memberikan rangsangan agar orangutan memperlihatkan ekspresi perilaku yang alami.

  1. Bersosialisasi

Orangutan yang selesai menjalani karantina awal lantas dipindahkan ke sebuah kompleks yang ditujukan untuk bersosialisasi. Mereka akan bertemu individu lain untuk kali pertama. Orangutan pun sebagai hewan semi-soliter mendapat pelatihan seputar interaksi pada momen-momen tertentu yang dianggap krusial. Salah duanya adalah perebutan wilayah dan masa kawin.

BERAUTERKINI
Orangutan saat menjalani karantina (Foto: Zuhrie/BT)
  1. Latihan serta evaluasi

Pada tahap ini relawan meninjau peningkatan perilaku orangutan sambil mengevaluasinya secara berkala. Orangutan yang cakap dalam berburu, mahir memanjat, serta lihai dalam menyediakan sarang biasanya dianggap layak untuk dilepas liarkan. Namun, ada juga yang memerlukan proses lebih panjang, terutama bagi yang sering disiksa.

Ketika dinyatakan lulus, orangutan bakal menerima catatan berisi dokumen serta ‘ijazah’. Isinya menyatakan bahwa mereka sudah bisa kembali ke hutan. Proses pelepasliaran pun dilakukan secara hati-hati oleh pihak Sekolah Orang Utan di Merasa.

FOTO ORANG UTAN
Orangutan dewasa sat menjalani karantna sebelum pelepasliaran di Pulau. (Foto: int)

Bagaimana, Anda tertarik buat melihat langsung orangutan belajar atau ikut melepasnya?