Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Berangkat dari ketekunannya menggeluti dua fashion, Anisah Dhiya Azizah, terus berkembang dan maju, kini sukses menjadi desainer di usia muda.

Perempuan kelahiran Kabupaten Berau, 7 Oktober 2000 yang memiliki segudang prestasi di bidang fashion merambah di bidang lain yang masih berkaitan dengan fashion, yaitu sebagai seorang perancang busana.

Diantaranya, prestasi yang dimiliki alumni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Berau ini, yaitu juara kreasi busana muslim dalam pentas Pendidikan Agama Islam (PAI) 2018 tingkat Kabupaten dan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

Di level nasional, Anisah juga sukses menampilkan karyanya di event Jakarta Fashion Week (JFW) pada tahun 2020 dan mendapatkan Sertifikat Fashion Designer dan yang terbaru pada 2024 ini, mencatatkan diri sebagai 50 semifinalis Indonesia Fashion Week 2024.

Awal ketertarikannya dengan dunia fashion, diakui Anisah, sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

8E ANISAH 2

Ketertarikannya tersebut juga didukung oleh keluarga, terutama sang ibu, yang memang mahir menjahit dan merancang busana.

Sehingga, Anisah yang akrab dipanggil Cica ini, bertekat setelah lulus SMP, bisa masuk ke SMK Negeri 1 Berau mengambil jurusan tata busana.

Setelah menamatkan pendidikan di SMK Negeri 1 Berau 2018 lalu, Anisah ingin memperdalam pengetahuannya dengan masuk ke sekolah fashion khusus muslim di Islamic Fashion Institute, Bandung, Jawa Barat.

Diakuinya, saat memilih jurusan tata busana banyak orang yang meremehkan dirinya, bahkan menganggap lulusan tata busana hanya bisa menjadi penjahit saja tidak memiliki masa depan yang cerah.

“Aku tipe anak yang suka praktik secara langsung daripada belajar secara formal,” ucap Cica.

Tidak puas dengan ilmu pengetahuan yang didapatkan selama setahun. Cica melanjutkan pendidikannya dengan mengambil Jurusan Kriya Tekstil dan Fashion, Telkom University, Bandung, Jawa Barat.

8E ANISAH 3

“Satu tahun di Islamic Fashion Institute. Melewati tiga tahapan fashion stylist, PR marketing dan fashion designer. Sampai akhirnya dapat sertifikatnya di Jakarta Fashion Week kemarin,” lanjutnya.

Dikatakannya, dunia fashion muslim begitu banyak disenangi kaum hawa, baik usia remaja maupun orang tua.

Hal ini yang menjadi alasan anak pertama dari 3 bersaudara tersebut tergerak untuk lebih memajukan busana muslim.

Hingga saat ini dirinya sudah banyak menghasilkan karya busana, baik untuk digunakan sendiri maupun dijualnya. Beberapa karyanya pernah digunakan dalam acara stasiun TV nasional, yaitu, Indosiar dan SCTV.

Anak dari pasangan Rusnan Hefni dan Sosilawati ini bertekat, brand yang tengah dirancangnya akan mampu menembus pasar internasional. Keinginannya yaitu mengangkat batik Berau sebagai ciri khas dari karyanya.

“Dalam waktu dekat ini Insya Allah, aku bakal show di Jakarta dalam event Indonesia Syariah Ekonomi Festival yang akan berkolaborasi dengan pembatik dari Berau,” terang gadis berhijab itu.

Anisah juga punya fashion designer idola, yakni Deden Siswanto dan memiliki impian brand modest, seperti Vivi Zubedi.

Diakuinya, Cica banyak mendapat pelajaran berharga dari karya desainer kelas dunia tersebut.

“Kalau dibilang susah, bagi saya ngga ada, karena saya cinta sama fashion. Tapi kalau dilihat dari perspektif lain, pasti ada seperti kejenuhan. Tapi saya selalu punya cara untuk menghilangkan itu,” paparnya.

pa yang telah dibangun hingga saat ini dan hasil karyanya bisa diterima masyarakat, khususnya masyarakat “Bumi Batiwakkal”. Hasratnya, ingin membawa nama Berau ke kancah fashion Internasional.

“Aku sangat berharap, karyaku dapat memberikan inspirasi dan manfaat buat orang lain. Saat ini aku berusaha untuk terus menampilkan yang terbaik,” inginnya. (*)