Reporter : ⁠Dini Diva Aprilia
|
Editor : Suriansyah

TANJUNG REDEB – Setelah kenaikan Indeks Desa Membangun (IDM), Kampung Mapulu, Kecamatan Kelay, Kabupaten menjadi kampung berkembang, masih diperlukan proses panjang. Namun disayangkan, aliran listrik di kawasan itu masih belum terlayani 24 jam.

Hingga saat ini masyarakat Kampung Mapulu belum bisa merasakan aliran listrik selama seharian penuh.

Hal ini diungkapkan Kepala Kampung (Kakam) Mapulu, Ayub, yang menjelaskan ada 34 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah warga sebanyak 101 jiwa ingin merasakan layanan listrik tanpa kedip selama 24 jam.

“Mereka masih menggunakan mesin genset untuk menikmati listrik,” jelasnya Kakam Ayub, kepada berauterkini.co.id beberapa waktu lalu.

Untuk menjadikan Kampung Mapulu menjadi kampung berkembang membutuhkan waktu yang cukup lama, mulai dari pembangunan kampung, infrastruktur jalan, sistem pemerintahan kampung, gedung sekolah hingga pemenuhan air bersih.

Walaupun sudah ada pemenuhan air bersih, masyarakat kampung hanya bisa menikmati sampai depan rumah saja. Sebab, belum adanya sambungan air untuk masuk ke dalam rumah warga.

“Anggaran terbatas, sambungan air bersih baru sampai depan rumah saja,” ungkapnya.

Untuk listrik, pihaknya sudah mengusulkan kepada pemerintah daerah untuk pemenuhannya, namun belum ada tindak lanjut.

“Belum tahu kapan akan masuk. Informasi yang kami terima masih proses lelang di provinsi,” ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Berau, Tentram Rahayu, mengatakan untuk pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Komunal, kewenangannya hanya ada di Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

“Mereka sudah siapkan lahannya. Insya Allah, bisa terealisasi tahun ini,” terangnya.

Bahkan, Tentram berencana untuk membuat Kampung Mapulu menjadi desa wisata. Terkenal dengan Gunung Karst, pihaknya berencana akan membuat homestay setelah infrastruktur, air dan listrik sudah terpenuhi.

“Ke depan, kita jadikan Kampung Mapulu menjadi desa wisata. Jadi mungkin bisa dibangunkan homestay, sehingga orang bisa menginap di sana,” inginnya. (*)