TANJUNG REDEB – Sekolah Orang Utan yang berada di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) terancam dengan adanya aktivitas pertambangan. Bahkan, kabarnya aktivitas pertambangan kini hanya tinggal berjarak 1 kilometer saja.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur (Kaltim), Hari Wibawanto, mengatakan Sekolah Orangutan berada di dalam kawasan KHDTK yang luasnya kurang lebih 4.000 hektare.
Adapun untuk luas sekolah hutan yang menjadi tempat konservasi orangutan sendiri hanya seluas 5 hektare.
“Sementara, aktivitas pertambangan hanya berjarak 1 kilometer dari lokasi konservasi. Ini tentu jadi ancaman,” jelasnya, Minggu (21/7/2024).
Dengan kondisi itu, keberadaan orangutan di sana pun cukup mengkhawatirkan. Bahkan, ada rencana untuk melakukan relokasi atau pemindahan 11 individu orangutan ke lokasi yang lebih aman.
Hanya, langkah tersebut masih dipertimbangkan sambil melihat kondisi dan situasi dari dampak pertambangan yang ditimbulkan.
“Belum (direlokasi). Masih kami kaji dulu,” jelas Ari.
Ketika ditanya, mengenai kondisi wilayah KHDTK sekarang, Ari menyebut, belum mengetahui secara pasti. Sebab, kawasan tersebut dikelola Balai Besar BSI Samarinda.
“Mereka yang lebih tahu. Kami hanya mengelola Sekolah orang utan yang luasnya hanya sekitar 5 hektare,” paparnya.
Untuk diketahui, Sekolah Hutan itu diperuntukkan untuk merehabilitasi orangutan. Di sana, orangutan dirawat dengan perlakuan berbeda-beda, sesuai dengan karakteristik orangutan.
Ada orangutan yang ditempatkan di pulau buatan, ada yang direhabilitasi di dalam kandang, dan ada yang sudah dilepasliarkan di hutan.
“Total ada 11 individu orangutan. Semuanya kita pantau pergerakan dan prilakunya. Jika sudah siap dan memiliki sifat liar, baru kita lepas liarkan,” terangnya.
Dengan kondisi hutan yang terancam itu, pihaknya terus melakukan patroli di sekitar kawasan Sekolah Hutan, mengingat jarak aktivitas pertambangan kian mendekat.
“Masih ada jarak 1 kilometer lagi. Tapi kami terus antisipasi dengan meningkatkan patroli dan antisipasi dari ancaman lainnya di kawasan Sekolah Hutan seluas 5 hektare itu,” pungkasnya. (*/tim)