TANJUNG REDEB-Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau mulai menuntaskan jalan lingkar Pulau Maratua. Jalan lingkar sepanjang 32 kilometer itu juga diklaim telah tersambung dan tersisa 2 kilometer belum teraspal. Ditargetkan rampung 2021 ini. Namun, persoalan serius menanti adalah ketersediaan air bersih.
“Pembangunan jalan lingkar ini bersumber dari Bankeu, DAK, dan APBD murni. Kalau ditotal sekitar Rp120 miliar sudah digelontorkan pemerintah untuk peningkatan Jalan Maratua,” sebut Kepala DPUPR Berau, Andi Marewangeng, Kamis, 17 Juni 2021.
Lebih lanjut, kata Andi, konsentrasi penuh pemerintah terhadap peningkatan infrastruktur di Maratua tak lepas dari persiapan Berau sebagai daerah penyangga ibu kota negara (IKN). Sebab, diprediksi Maratua akan menjadi wisata penyangga nantinya.
Mengantisipasi hal itu, Dinas PUPR Berau segera menyiapkan infrastruktur jalan hingga air bersih di pulau terluar semaksimal mungkin. “Toh kalaupun kepindahan IKN terhambat, tentu ini tidak akan rugi. Maratua juga dikondisikan sebagai wisata eksklusif. Sehingga, perlu infrastruktur yang baik,” bebernya.
Saat ini, DPUPR Berau juga menyiapkan ketersediaan air bersih di pulau dengan empat kampung tersebut. Realisasinya diadang kendala ketersediaan air tawar Pulau Maratua yang terbatas. Dari hasil pemeriksaan, pasokan air di Pulau Maratua hanya terdapat di permukaan. Jika dilakukan pengeboran dan disedot terus-menerus diyakini bakal habis. “Ini yang masih dicari jalan keluarnya,” bebernya.
Sejumlah solusi dilakukan. Salah satunya menyediakan mesin pengolah air laut menjadi air tawar agar dapat dikonsumsi warga Maratua. Tetapi, mesin berteknologi tinggi tersebut saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih di empat kampung yang ada.
“Biaya operasional tinggi. Sekarang cuma bisa memenuhi kebutuhan Kampung Bohe Silian. Ini yang juga kami pikirkan,” tutupnya. (*)
Editor : Bobby Lalowang