TANJUNG REDEB,- Dunia otomotif Berau terus tumbuh seiring perkembangan otomotif global. Belasan club mobil Bumi Batiwakkal saat ini juga sudah mulai unjuk gigi dalam berbagai event baik lokal maupun antar Provinsi. Sayangnya pertumbuhan ini belum didukung ketersediaan fasilitas memadai serta support element pemerintah secara maksimal.
Saat ini belasan club mobil Berau berada pada naungan Berau Otomotif Society (BOS). Untuk menaungi sedikitnya 11 club mobil dari berbagai merek dan varian memang tidak mudah. Mulai dari memfasilitasi penyaluran hobi dan bakat masing-masing anggota,memadukan ide,gagasan untuk kemajuan otomotif Berau menjadi tantangan tersendiri.
Untuk prestasi, Berau melalui BOS sudah memiliki nama sendiri dalam berbagai event. Baik kejuaraan slalom, drag race serta kontes. sejak 2018 lalu,belasan prestasi ditorehkan club-club yang berada dibawah naungan BOS.
Tidak hanya itu, BOS juga aktif dan rutin melaksanakan kegiatan kemanusiaan seperti bantuan sosial. Baik langsung oleh masing-masing club maupun atas nama BOS secara langsung.
Ketua BOS, Supriono mengungkapkan, saat ini ada kendala bagi anggota club untuk mengasah keterampilan dan meningkatkan skill.
“Teman-teman ini sebenarnya memiliki bakat dan skill,prestasi yang ditorehkan juga tidak sedikit, hari ini keterbatasan kami adalah fasilitas latihan,” ungkapnya.
Sebelum pandemi melanda,salah satu fasilitas yang diizinkan untuk digunakan secara rutin oleh BOS untuk latihan yakni lapangan Pemuda untuk latihan slalom drive. Dengan durasi terbatas untuk latihan sempat dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Namun seiring waktu, BOS memilih hengkang dari area latihan ini dengan pertimbangan besar, yakni keselamatan. Mengingat lapangan Pemuda merupakan area terbuka yang memungkinkan setiap orang masuk,mendekat dan dapat mengganggu serta memiliki kerawanan tinggi terjadinya insiden.
“Apalagi saat pandemi ini kami menghindari terjadinya kerumunan, karena biasa saat teman-teman latihan ada banyak warga yang mendekat untuk menonton, ini jadi pertimbangan kami kenapa pindah dari area lapangan Pemuda,” jelas Supriono lagi.
Sementara untuk drag race memilih jalan segmen 3 Kelurahan Pulau Panjang yang belum digunakan dan belum dilalui pengendara. Namun selama pandemi, terutama saat PPKM level 4 hingga kini belum ada izin maupun rekomendasi yang terbit untuk kembali bisa menggunakan arena latihan ini kembali.
“Sebenarnya sempat bisa, karena disanakan (Gunung Panjang-red) area sepi, jadi tidak menyebbakan kerumunan, hanya karena ada miskomunikasi dan permasalahan sedikit hingga akhirnya dihentikan sementara, termasuk karena PPKM itu,” ungkap Supriono lagi.
Untuk kembali mendapat restu dari berbagai pihak, BOS telah menempuh beberapa opsi dan upaya komunikasi dengan berbagai pihak.
“Kami sudah sowan ke warga sekitar,ketua RT, Lurah sudah tidak ada masalah, kemudian pihak kepolisian juga sudah menyampaikan tidak ada masalah dengan catatan ada rekomendasi dari pemerintah daerah yang mengizinkan penggunaan fasilitas jalan tersebut,artinya kini tinggal restu dari Pemkab saja yang belum diberikan,” bebernya.
Padahal, pihaknya sudah beberapa kali berupaya memohon restu baik ke Bupati dan wakil bupati namun belum ada respon positif. secara umum BOS juga berharap ada kesepahaman Pemkab dan BOS mengingat saat ini berbagai kegiatan juga sudah diizinkan.
“Kalau masalah protokol kesehatan kami sudah sejak awal komitmen, bahkan kami tidak memanfaatkan lagi lapangan Pemuda ya alasannya itu tadi menghindari kerumunan,” ujarnya.
BOS telah mengajukan permohonan pemanfaatan 2 fasilitas pemerintah untuk sarana latihan, yakni area parkir kolam renang Kakaban Aquatic untuk slalom drive dan jalan di Gunung Panjang untuk latihan drag race namun belum mendapat respon dan restu dari Pemkab.
“Teman-teman di BOS khususnya atlet drag dan slalom ini harus terus mengasah keterampilan dan meningkatkan skill, selain meningkatkan, minimal menjaga skill yang sudah ada dengan terus latihan,” terangnya.
Karena kendala ini, beberapa anggota terpaksa mengungsi untuk menumpang latihan ke sirkuit Permanen KM 9 Bumi Rahayu, Tanjung Selor,Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
“Besar sekali harapan kami kepada pemerintah daerah untuk restunya ini, pertimbangan kami yang di Pulau Panjang itu jauh dari pemukiman,jauh dari jangkauan warga dan meminimalkan kerumunan, kemudian yang di Kakaban Aquatic itukan area tertutup, kami bisa memaksimalkan penjagaan untuk membatasi siapa yang bisa masuk saat latihan,sekali lagi kami tidak minta support dana dan sebagainya, cukup berikan kami fasilitas latihan,jangan cuma dijanji-janjikan saja,” tutupnya. (*)