TANJUNG REDEB – Bupati Berau, Sri Juniarsih, berang dengan tudingan oknum yang mengatakan, pemasangan videotron di pusat kota sebagai ajang untuk melakukan kampanye politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Berau 2024 ini.

Sebab, menurut dia tuduhan itu tidak berdasar dan melenceng jauh dari tujuan besar pemerintah untuk memasang videotron tersebut.

Dijelaskan, pemasangan videotron tersebut sejatinya digunakan untuk mengenalkan kepada masyarakat potensi sumber daya yang dimiliki “Bumi Batiwakkal”.

Baik sumber daya alam (SDA) maupun kemajuan sumber daya manusia (SDM) di Berau yang sejauh ini terus menunjukkan tren positif dan laik untuk dikabarkan kepada khalayak luas.

Selain itu, videotron tersebut dibuat untuk menjadi media penyebaran informasi kepada publik tentang kekayaan pariwisata di wilayah Berau.

20c videotron 1
Bupati Kabupaten Berau, Sri Juniarsih.

Selain itu, dapat juga dijadikan media untuk mempromosikan produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang juga mengalami pertumbuhan positif.

“Ada yang bilang itu untuk kampanye. Tidak bapak-ibu sekalian,” tegas Umi Sri, dalam pelantikan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Berau, Rabu (19/6/2024).

Umi bilang, ada kemungkinan selama masih menjabat sebagai bupati, masih akan muncul di dalam bingkai videotron tersebut. Dalam artian, masih menjabat sebagai kepala daerah.

“Tetapi ketika tidak, tidak akan tampil wajah saya disana,” ucapnya.

“Jadi, itu bukan alat kampanye. Itu untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat terkait program pemerintah daerah,” jelasnya.

Ditegaskan, meski saat ini menjadi kepala daerah, tidak akan mencampuradukkan agenda politik dengan agenda pemerintah dengan menggunakan fasilitas negara.

Sebab, selain melanggar etik, hal itu juga tidak akan bernilai baik dalam keberlangsungan pemerintahan yang berjalan saat ini.

“Saya bukan karakter pemimpin yang pakai fasilitas negara untuk kepentingan politik,” tegas Umi Sri.

Terkait dengan persoalan layar besar itu, Umi Sri juga mengutarakan evaluasi kepada Diskominfo untuk dapat mengolah tayangan videotron agar lebih informatif.

Paling tidak di dalam videotron tersebut dapat ditampilkan subtitle atau teks kata yang diucapkan oleh gambar yang sedang tayang, sehingga masyarakat tidak bingung dengan pesan yang disampaikan dari video tersebut.

“Jadi harus benar-benar dijadikan sarana informasi yang baik, masyarakat mudah mengerti dengan pesan itu,” tandasnya. (*/ADV)

Reporter : Sulaiman

Editor : s4h