TANJUNG REDEB – Tidak menjadi ekstrakurikuler wajib, Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Berau, Syarifatul Syadiah, berharap pramuka tetap menjadi kegiatan penting di sekolah.
Harapan itu terkait dengan keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang menyatakan kegiatan pramuka bukan lagi kegiatan ekstrakurikuler yang wajib di sekolah.
Tetapi sekolah harus menyediakan ekstrakurikuler tersebut bagi siswa-siswi sekolah menengah (SMP-SMA), sebagai kegiatan ekstrakurikuler pilihan.
Menanggapi hal itu, wakil rakyat di “Bumi Batiwakkal” itu mengaku kurang “happy” dengan kebijakan tersebut.
Perempuan yang juga sebagai Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Berau ini menyebut, bahwa kebijakan itu merupakan kabar yang tidak diinginkan bagi para pecinta pramuka.
“Kami menjadi kurang happy, ya. Karena sebelumnya pramuka ini adalah ekstrakurikuler wajib, sekarang sudah tidak,” katanya, Selasa (16/4/2024).
Namun terlepas wajib dan tidaknya hal itu, kata Syarifatul, tergantung dari kebijakan dari sekolah masing-masing. Apabila pramuka masih dianggap penting, sudah sewajarnya mendukung kegiatan tersebut.
Apalagi, ke depan masih ada beberapa kegiatan-kegiatan kepramukaan dari Kwarcab Berau yang akan dilakukan.
“Harapannya, setiap sekolah masih melaksanakan kegiatan pramuka. Karena kita juga punya agenda dan program kepramukaan ke depan,” ujarnya mengungkapkan.
Pramuka sendiri, tambahnya, dilakukan untuk membangun karakter dan membentuk kemandirian para pesertanya.
“Pramuka juga menjaga anak dari pengaruh buruk pergaulan bebas dan membentuk karakter generasi yang akan datang,” tandasnya.
Kegiatan pramuka juga mengajarkan anak untuk bersosialisasi dengan rekan-rekan di sekolahnya. Begitu juga dengan lingkungan di sekitarnya. Sehingga, sangat disayangkan apabila pramuka ini ditinggalkan.
“Peserta pramuka juga diajarkan untuk lebih peduli dengan sesama. Semoga setiap sekolah masih menganggap pramuka ini sebagai kegiatan penting untuk dilaksanakan,” harap Sari, panggilan kesehariannya. (*/ADV)
Reporter : Hendra Irawan
Editor : s4h