TANJUNG REDEB – Dua ekor penyu mati dengan cangkang yang hancur ditemukan di perairan Derawan. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menduga, kemungkinan tewas dan hancurnya satwa bercangkang keras itu dikarenakan terkena bom ikan.
Temuan penyu mati secara misterius di sekitar perairan Pulau Panjang Kecamatan Pulau Derawan, ditindaklanjuti Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Kaltim.
Untuk diketahui, setidaknya dua jenis penyu, yakni penyu hijau dan penyu sisik yang ditemukan motoris speedboat mengapung dalam kondisi cangkang hancur. Temuan itu kemudian diviralkan melalui video dalam media sosial, Senin (1/4/2024).
Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) I BKSDA Kaltim, Ilyas, mengatakan sudah mendengar kabar adanya penyu mati dengan kondisi cangkang pecah.
“Benar. Kami juga sudah dapat laporan dan informasi masyarakat dan tim kami langsung melakukan pengecekan” jelasnya, Selasa (2/4/2024).
Ilyas mengaku, belum memastikan luka apa yang diderita penyu tersebut, hingga cangkangnya hancur.
Namun, kata Ilyas, yang paling memungkinkan penyebab kematian penyu-penyu itu yakni masih adanya aktivitas destruktif fishing.
“Untuk penyebab pastinya, kami belum. Karena harus dinekropsi dulu. Tapi kalau sampai kondisi penyunya mati dengan tempurung belakangnya hancur, kemungkinan akibat bom ikan,” katanya menduga.
Dikatakan, selama keberadaannya di Berau dari tahun 2023-2024, baru melihat adanya fenomena penyu mati dengan cangkang hancur.
Ilyas juga menduga, masih ada aktivitas penangkapan ikan dengan cara destruktif fishing atau kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan bahan, alat atau cara penangkapan ikan yang dapat merusak sumberdaya ikan maupun lingkungannya.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan aparat Polsek Derawan dan cek lokasi langsung ke lapangan,” jelasnya. (*)
Reporter : Hendra Irawan
Editor : s4h