TANJUNG REDEB – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau belum membuka secara penuh danau dengan ubur-ubur tanpa sengat, di Pulau Kakaban. Sebab, saat ini pemerintah bersama para peneliti masih melakukan penelitian lanjutan terkait kasus tidak munculnya ubur-ubur tersebut.

Kepada awak berauterkini.co.id, Kepala Disbudpar Berau Ilyas Natsir, menyatakan pihaknya masih menutup kawasan wisata unggulan tersebut untuk dikunjungi para wisatawan.

“Dibuka hanya untuk kepentingan penelitian, bukan untuk berenang dengan ubur-ubur di situ,” ujar Ilyas, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (26/3/2024).

Diketahui, sehari sebelumnya Bupati Berau, Sri Juniarsih, telah menyampaikan kepada publik penyebab tidak munculnya ubur-ubur ke permukaan air danau diakibatkan keberadaan plankton dalam jumlah besar.

Menjelaskan itu, Ilyas mengatakan, penyebab tidak munculnya sudah ditemukan bukan berarti kawasan wisata itu dibuka. Meskipun pada tahun lalu, pihaknya telah merenovasi kawasan wisata tersebut.

Ditegaskan, pada penelitian lanjutan tersebut akan ditemukan langkah strategis pemerintah untuk membuat pola kunjungan wisata di lokasi tersebut.

“Arahnya untuk menjadikan Kakaban sebagai quality tourism,” ujarnya.

Dalam konsep tersebut akan membatasi jumlah kunjungan jumlah wisatawan yang datang ke destinasi tersebut.

Selain itu, penggunaan make up para pengunjung turut diatur, termasuk pula untuk penggunaan krim penangkal sinar matahari alias sunblok di tubuh wisatawan.

“Jadi, tidak menargetkan jumlah kunjungan, tapi kepuasan wisatawan,” katanya.

Ditanya soal jadwal pembukaan Kakaban untuk umum, menurutnya, pembukaan tersebut akan dilakukan bersamaan dengan dikeluarkannya hasil penelitian.

Kemudian akan dilakukan pula peluncuran ulang kawasan wisata tersebut oleh Bupati Berau.

“Itu sedang dalam rencana kami, semoga berjalan sesuai dengan deadline,” ucapnya. (*/ADV)

Reporter : Sulaiman

Editor : s4h