TANJUNG REDEB – Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), sekaligus Wakil Bupati Kabupaten Berau, Gamalis, menganggap peran aktif perusahaan untuk menurunkan program makanan sehat dan edukasi ke masyarakat, mampu menekan perlahan angka stunting di Berau.

Pekerjaan rumah yang terbilang cukup berat itu, Pemkab Berau dalam mengatasi masalah stunting di “Bumi Batiwakkal”, diringankan dengan kerja serius pihak ketiga alias perusahaan yang aktif membantu.

“Kawan-kawan mitra pemerintah ini sangat aktif, ya. Mereka (perusahaan) mau ambil bagian dari program penurunan stunting ini,” kata Gamalis

Capaian Berau dalam prevalensi stunting di Berau, menurut data pada 2021 sebesar 25,6 persen. Turun sampai 5 persen pada 2022, yakni 20,6 persen. Tapi pada 2023 lalu, kembali terjadi kenaikan sampai 23,6 persen.

Dari angka itu, Gamalis menyebut selama tiga tahun belakangan ini peran perusahaan cukup berarti dalam menekan angka stunting di Berau.

Hanya saja, dibutuhkan keselarasan gerak dan program agar terdapat keseragaman dalam menjalankan program penurunan stunting di Berau.

“Stunting ini secara data memang naik turun angkanya, tapi kerja semua pihak sudah cukup baik dalam hal ini,” tutur dia.

Ke depan, pihaknya mengharapkan kolaborasi lintas sektor untuk memiliki kesamaan program terkait penanganan stunting.

Selain itu, Gamalis, juga menekankan kepada para pemerintah kampung yang menjadi locus stunting di Berau, untuk dapat bekerja sama dengan petugas dalam melakukan pendataan faktual.

“Kuncinya juga di pemerintah kampung dan masyarakat. Jadi, ini keseriusan kita semua,” ujarnya.

Disebutnya, saat ini pemerintah tengah menunggu hasil survei kesehatan secara nasional yang dilakukan selama lima tahun sekali.

Angka itu diharapkan dapat menjadi acuan TPPS dalam merumuskan program yang tepat sasaran ke masyarakat.

“Kita masih menunggu itu juga. Tapi saat ini program yang sudah ada masih terus berjalan,” jelasnya. (*/ADV)

Reporter : Sulaiman

Editor : s4h