TANJUNG REDEB – Beberapa Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Berau pada periode Maret ini tidak mendapat beras Bulog yang rutin dibeli setiap bulannya, karena petani lokal mengalami keterlambatan masa panen.

Beras Bulog PNS tersebut diketahui merupakan kerja sama antara Korps Pegawai Negeri (Korpri) setempat dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bulog, untuk kebutuhan beras PNS setiap bulan.

Beras tersebut tidak gratis namun diambil dari potongan gaji PNS setiap bulannya sebesar Rp110 ribu, untuk ditukar dengan beras kualitas medium seberat 10 kilogram.

Sekretaris Daerah (Sekda) Berau, Muhammad Said, mengatakan penyetopan sementara pemberian beras tersebut lantaran beras lokal di Berau sedang mengalami keterlambatan masa panen.

7A BERAS PNS 1

“Sudah saya konfirmasi ke Bulog, memang ada keterlambatan masa panen,” ujarnya.

Namun tidak diketahui pasti alasan keterlambatan masa panen tersebut, hanya saja yang dapat dipastikan stok beras lokal di Berau yang berada di gudang Bulog saat ini dalam kondisi kosong.

“Yang paham pasti soal alasan itu,” ujarnya lagi.

Dijelaskan, bahwa saat ini tidak semua PNS di Berau menggunakan beras produk lokal, hanya sebagian PNS saja yang gajinya langsung dipotong pemerintah untuk membeli beras lokal tersebut.

“Sampai saat ini, hanya sebagian saja yang masih mengambil beras tersebut,” terang Said.

Diketahui, saat ini Bulog memanfaatkan produksi padi yang diolah menjadi beras berasal dari Kampung Buyung-buyung yang terkenal dengan produksi beras dengan kualitas baik di Berau.

Merujuk pada informasi yang diberikan Said, dari jumlah PNS di Berau mencapai 4.901 (BPS 2023). Artinya, ada sebanyak 2.450-an pegawai yang rutin membeli beras lokal tersebut.

Sementara itu, pihak Bulog Berau yang dikonfirmasi awak berauterkini.co.id, menyatakan bersedia memberikan keterangan langsung soal alasan keterlambatan masa panen, Kamis (7/3/2024). (*)

Reporter : Sulaiman

Editor : s4h