Foto dok: Kecelakaan lalulintas di Kelay Berau.
TANJUNG REDEB – Jalur poros Berau menuju Samarinda yang melintasi Kecamatan Kelay, menjadi wilayah terparah sebagai lokasi terjadinya kecelakaan lalu lintas di Bumi Batiwakkal.
Menurut data Polres Berau, kasus lakalantas di Berau hingga penutup tahun 2023 ini, alami penurunan. Dirunut mulai dari 2021 lalu, angka kecelakaan di Berau tercatat sebanyak 26 kasus. Angka meningkat pada 2022 menjadi 31 kasus. Sementara pada 2023 ini, angka tersebut berangsur turun menjadi 24 kasus.
Kendati demikian, pada 2023 ini tercatat rekor korban meninggal dunia di jalan menjadi tertinggi, yakni mencapai 22 korban. Berbanding terbalik dengan catatan pada tahun sebelumnya, dengan 14 korban meninggal dan pada 2021 lalu, tercatat 17 korban meninggal dunia.
Sementara, untuk korban dengan catatan luka berat (LB) dan luka ringan (LR), pada tahun ini tercatat sebanyak korban LB 10 dan 5 LR. Dibandingkan dengan catatan dua tahun sebelumnya, korban LB 5 dan 17 LR. Angka tersebut justru meningkat pada 2022 lalu, tercatat sebanyak 10 korban LB dan 19 LR.
Kapolres Berau l menyatakan, kebanyakan kasus terjadi disebabkan kelalaian pengendara. Entah mengantuk saat berkendara maupun kehilangan fokus.
“Ini masih bermasalah dengan kelalaian pengendara. Di wilayah Kelay terbanyak. Di perbatasan Berau-Kutim,” beber AKBP Steyven Jhonly, kepada awak media.
Titik paling rawan kecelakaan saat ini pun tercatat di Kecamatan Kelay. Sebab, jalan yang cenderung sepi membuat para sopir kendaraan roda empat atau diatasnya kehilangan konsentrasi saat berkendara.
Oleh karenanya, pihak kepolisian bakal membuat plang himbauan keselamatan. Himbauan tersebut akan dibuat menarik sehingga akan dilirik oleh para pengendara.
“Nanti disana harus dipasang plang peringatan. Contohnya, ‘Valentino Rosi, Pernah Jatuh di Tikungan Ini,” ujar dia.
Dirinya juga menghimbau, kepada anak dibawah umur yang juga masuk dalam catatan kecelakaan yang cukup tinggi, untuk berhati-hati dalam berkendara.
Bahkan, dalam beberapa kasus anak yang masih berseragam sekolah kerap menjadi korban kejamnya jalan raya.
“Jadi anak-anak di bawah umur, harus dapat perhatian orang tuanya,” pesan dia. (*)
Reporter: Sulaiman