TANJUNG REDEB – Peringatan Hari Guru Nasional pada 25 November lalu, mengusung tema Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar. Tidak luput dari pandangan Ketua DPRD Berau Madri Pani. Ia mengucapkan selamat Hari Guru Nasional kepada seluruh guru di Indonesia, terkhusus di Bumi Batiwakkal.
Madri mengatakan, peran guru sangat penting dalam membentuk karakter suatu bangsa. Tanpa guru, tentu anak-anak tidak mengerti apa-apa. Ia menjelaskan, guru sebagai pengganti orangtua di sekolah, dan seorang guru mampu mengajar lebih dari 10 anak. Hal ini menurutnya perlu mendapatkan apresiasi, dengan cara menaikkan gaji atau insentif guru.
“Saya miris jika mendengar ada guru yang tidak mendapatkan gaji. Saya harap itu tidak terjadi di Berau,” katanya.
Madri Pani melanjutkan, ia ingat sebuah lagu yang berjudul Pagi Ku, Cerah Ku, ciptaan Melly Goeslaw ini dirilis pada tanggal 22 Februari 2018. Yang sebelumnya juga setiap perpisahan sekolah selalu menyanyikan lagu Terima Kasih Ku, ciptaan Sri Widodo. Ia mengatakan, lirik yang disampaikan, jelas merupakan ucapan terima kasih kepada sosok guru sebagai pembimbing dalam dunia pendidikan.
“Saya juga tidak mungkin jadi seperti ini tanpa adanya seorang guru,” paparnya.
Politikus NasDem ini menambahkan, pada saat pandemi Covid-19 lalu, para guru harus belajar daring. Tentu tidak semua guru bisa menikmati hal tersebut. Ia menuturkan, ada salah satu guru yang harus berjalan ke rumah muridnya, untuk mengajar secara langsung akibat keterbatasan internet. Dan ia pahami, tidak semua siswa memiliki smartphone. Seharusnya para guru pedalaman mendapatkan perhatian lebih.
“Siapa yang tidak ingat perjuangan para guru, mereka itu pahlawan, apalagi saat pandemi lalu. Bagaimana perjuangan mereka,” katanya.
Ia juga menyatakan soal kurangnya guru di Berau, seharusnya menjadi perhatian Pemkab Berau. Pasalnya, kekurangan guru tentu berpengaruh kepada dunia pendidikan.
“Kekurangan guru, sebaiknya diusulkan, dan juga menjadi atensi khusus,” bebernya.(adv)
Mantan Kepala Kampung Gurimbang ini menegaskan, Berau masih kekurangan tenaga pendidik lulusan Pendidikan Luar Biasa (PLB). Padahal di Berau sudah ditetapkan delapan sekolah inklusi. Dari delapan sekolah tersebut di antaranya tujuh sekolah dasar dan satu sekolah menengah pertama.
Ia meminta Disidik, untuk terus menggenjot lulusan PLB, agar semua sekolah bisa menerima anak berkebutuhan khusus (ABK). “Sekolah inklusi tentu sangat dibutuhkan di Berau. Agar semua anak-anak bisa mendapatkan pendidikan,” katanya.
Dijelaskannya, sekolah inklusi merupakan solusi bagi ABK untuk tetap mendapatkan kesempatan pendidikan yang layak. Pendidikan inklusi tersebut bertujuan untuk mendekatkan pendidikan kepada masyarakat, terutama bagi ABK yang ada di Kabupaten Berau.
“Ya kendalanya lulusan PLB di Berau yang kurang, dan beberapa waktu lalu, ada guru inklusi mendatangi saya, mereka juga mengadukan hal ini,” katanya. (adv)
Reporter: Diva