Foto: Pembacaan petini penolakan rencana penggabungan Berau ke Kaltara oleh sejumlah tokoh adat dan ormas di Balai Mufakat. 

TANJUNG REDEB- “Kalimantan Timur harga mati” kalimat tegas itu diucapan serentak oleh Bupati Berau Sri Juniarsih bersama lintas lembaga adat, di Kabupaten Berau dalam acara petisi dan penandatanganan penolakan lintas ormas, lembaga, dan tokoh masyarakat di Kabupaten Berau untuk Bergabung ke Kaltara, Minggu (12/11/2023).

Dalam penyampaiannya, Sri Juniarsih menegaskan Berau hanya untuk Kaltim. Apalagi, dengan berbagai pertimbangan dan masukan dari berbagai tokoh Berau, bahwa Berau memiliki prioritas sendiri di Kaltim seiring dengan hadirnya Ibukota Nusantara (IKN) di Kaltim.

“Hanya Berau yang memiliki potensi SDA yang luar Biasa. tentu ini akan memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat. Apalagi mayoritas masyarakat Berau juga tidak setuju penggabungan dilakukan,” katanya

Dia juga mengatakan, ada alasan yang cukup kuat untuk menolak ajakan tersebut, pertama ingin fokus pada pencapaian program prioritas, dan tidak pernah berfikir untuk berpisah dengan Kaltim.

Kemudian belanja APBD rutin maupun pegawai, angkanya sudah mencapai Rp 1,5 triliun sampai Rp 2 triliun. Jika bergabung dengan Kaltara, yang notabene APBDnya jauh lebih rendah dari Berau, tentu pemerintah akan sangat kesulitan.

Belum lagi dana bagi hasil (DBH) saat ini sudah cukup lebih besar. Sehingga tidak memungkinkan untuk Berau berpisah dengan Kaltim. Yang paling disyukurinya adalah, bantuan Pemprov Kaltim yang hampir mencapai Rp 500 miliar untuk perbaikan poros jalan pesisir selatan Berau.

“Alangkah tidak tahu balas budinya kita jika Berau bergabung ke Kaltara. Jika kita bergabung, maka jalan itu menjadi aset Berau, ini akan sangat memberatkan kita dalam melakukan perawatan nantinya,” pungkasnya.

b71d44cd 879a 44e5 923e e714bf8ceaeb scaled

Kendati menolak ajakan penggabungan yang diajukan Pemprov Kaltara, Sri mengatakan, Berau dan Kaltara masih bisa bekerjasama dalam
segi apapun tanpa harus bergabung.

“Kita masih bisa bekerjasama untuk membangun daerah menjadi lebih baik,” pungkasnya.

Dalam acara itu, dibacakan juga petisi penolakan penggabungan Berau ke Kaltara dibacakan Syaipul Rizali. Petisi itu sudah ditandatangi perwakilan lembaga adat, ormas, maupun tokoh masyarakat Kabupaten Berau. (/)

Reporter: Hendra Irawan