Foto: Ketua DPRD Berau Madri Pani
TANJUNG REDEB- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau, Madri Pani menysalkan sikap pemerintah kabupaten Berau yang tidak melibatkan forkopimda sebelum menelurkan edaran Bupati terkait penertiban penjualaan BBM kepada pengendara roda dua maupun roda empat.
Dengan melaksanakan rapat bersama Fokopimda kepala daerah akan melakukan kajian bersama dan mengevaluasi permasalahan yang sebenarnya. Sehingga, aturan yang ditelurkan bukan hanya sebatas larangan namun juga ada solusi yang dihadirkan.
“Utamanya mengkaji berapa jumlah kendaraan roda dua dan empat, serta kebutuhan BBM bagi pertanian, perkebunan, dan perikanan,” Ucap Madri, Rabu (25/10/2023).
Menurutnya, Kepala Bagian (Kabag) Ekonomi perlu turun langsung menyidak jobber yang ada di Samburakat. Untuk mengetahui berapa banyak kuota yang di berikan kepada Kabupaten Berau dan apakah memang betul direalisasikan sesuai dengan kuota yang ada.
“Saya pernah sidak langsung tapi justru disebut pencitraan. Padahal yang saya lakukan itu berdampak,” imbuhnya.
Madri menyebut realisasi penyaluran BBM di Berau justru kalah dengan Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara). Padahal jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) di Berau lebih banyak dari pada SPBU yang ada di Bulungan.
“Berau punya 14 SPBU sedangkan Bulungan hanya 4 SPBU,tapi kok penyaluran BBM lebih besar di sana. Ini juga perlu diwaspadai,” tuturrnya.
Seharusnya SPBU buka selama 24 jam. Tapi, di Berau sore sudah tutup. Pihaknya tidak bisa menyalahkan SPBU. Sebab, mereka juga tidak bisa buka jika tidak ada BBM yang dijual.
Namun, Madri juga tidak bisa menyalahkan para pengetap. Karena mereka harusnya ditertibkan dan diberikan solusi terkait batas penampungannya, Itu juga menjadi solusi atas SPBU yang tidak buka selama 24 jam.
“Justru pengetap harusnya ditertibkan. Karena SPBU tidak buka 24 jam, para pengetap inilah yang melayani kebutuhan masyarakat di malam hari,” jelasnya.
Jika tidak ada pengecer, tentunya akan memengaruhi ekonomi masyarakat ataupun pelaku usaha yang membutuhkan BBM di malam hari karena SPBU sudah tutup.
Sehingga ia meminta agar segera daksanakan rapat dengan mendatangkan Jobber, hingga pengetap. Bila perlu pihak eksekutif dan legislatif yang datang menemui General Manager (GM)-nya langsung.
“Melalui rapat inilah kita akan mencari akar masalahnya untuk dicarikan solusi jangka panjang,”tegasnya.
Reporter: Dini Diva Aprilia