Foto: Kondisi bibir pantai Pulau Maratua kala mendapatkan sampah kiriman.

TANJUNG REDEB – Kiriman sampah dari negera tetangga yakni Malaysia, Filipina dan Vietnam menjadi tantangan tersendiri bagi pengelola wisata di Kampung Payung-Payung, Kecamatan Maratua. Bahkan, tak jarang bila sampah tiba di Pulau Maratua tersebut, menutupi keindahan laut yang dimiliki Bumi Batiwakkal itu.

Kehadiran sampah musiman itu tentu merugikan citra kampung wisata tersebut. Belum lagi, masalah pemrosesan akhir sampah yang saat ini belum tersedia di pulau terluar Berau tersebut.

Kabid Pengembangan Destinasi Wisata Disbudpar Berau, Samsiah Nawir, kepada Berau Terkini mengatakan bila kesadaran masyarakat yang ada di Kampung Payung-Payung sudah terbangun. Terutama dalam hal menjaga kebersihan pantai.

“Masyarakat disana menggantungkan hidup dari hasil laut. Pasti kesadarannya sudah ada,” ucap Samsiah sapaan dia, Selasa (10/10/2023).

Dia menyatakan, sudah seharusnya ada tempat pemrosesan akhir sampah di Pulau Maratua. Agar sampah yang dikepul oleh petugas tak lagi dibawa ke kota dalam bentuk sampah utuh.

Meski tak memiliki domain dalam urusan pengelolaan sampah, dia berharap kerjasama lintas organisasi perangkat daerah dapat berjalan dengan baik. Sehingga, masalah sampah di pulau tersebut dapat dientaskan segera.

“Memang perlu kerjasama yang apik antar instansi saat ini. Masalah sampah jadi PR kita bersama,” ujarnya.

Sementara itu, hika tak ada halangan, rencananya pemerintah bakal melakukan pengadaan Tempat Pembuangan Akhir Sampah alias TPAS 3 R ( Reuse, Recycle dan Reduce).

Kendati rencana tersebut belum terealisasi, pemerintah kampung melalui camat, kepala kampung, hingga BPK dibantu masyarakat tetap melakukan pembersihan yang jadwalnya diatur setiap tahun. (*/ADV)

Reporter: Sulaiman