Foto: Kondisi langit Berau melalui pencitraan kamera drone alias pesawat tanpa awak.

TANJUNG REDEB – Kabut yang menyelimuti Berau kian menebal. Dibanding sepekan lalu, pada minggu ini nampak jarak pandang semakin terbatas. Bila pekan lalu, jarak pandang minimal masih berada pada radius kilometer. Sekarang ini, sudah mencapai 3,5 kilometer untuk jarak terendah.

Beruntungnya, jarak pandang yang terbatas tersebut belum berdampak pada aktivitas penerbangan di Bandar Udara Kalimarau, Teluk Bayur. Maskapai tetap mengoperasikan burung besi tersebut untuk mengantar penumpang ke lokasi tujuan.

Manajer Stasiun Lion Air Group Berau, Ratna Nelisari, menyebutkan saat pukul 7.00 hingga 11.00 Wita pagi, kabut tidak mempengaruhi para awak kabin alias pilot untuk mengeker landasan untuk mendarat maupun take off. Di waktu tersebut jarak pandang masih mencapai 4 kilometer.

“Semakin siang alhamdullilah semakin membaik visibilty kisaran 6 sampai 8 kilometer,” kata Ratna yang juga dikonfirmasi melalui sambungan online seluler.

Saat ini untuk dua maskapai penerbangan milik Lion Air Group yakni Wings dan Batik Air masih beroperasi tanpa kendala yang berarti.

Dia pun berharap kondisi kabut di Berau semakin membaik, sehingga pelayanan penerbangan baik dari maupun menuju Berau tetap berjalan lancar.

“Mudahan aja asap kiriman kali ini menghilang dan berharap hujan turun,” harap dia.

Dirinya juga menegaskan bila tidak ada penerbangan yang alami delay alias penundaan jam penerbangan kala asap mengelilingi langit Berau. Sehingg pelayanan dipastikan masih maksimal untuk semua calon penumpang di Bandara Kalimarau.

Terbaru, pada pukul 11.00 Wita pagi tadi, penerbangan maskapai Batik dan Wings Air, mengalami delay selama 20 menit dari keberangkatan. Namun delay tersebut dipastikan bukan karena kabut yang mendera Berau. Melaikankan keterlambatan kedatangan pesawat dari stasiun awal keberangkatan.

“Tidak ada penerbangan yang terganggu ya,” tegas dia.

Diberitakan sebelumnya, Forcaster Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Berau, Reygik Riskianera Himawan, menyatakan berdasarkan hasil pantauan citra satelit tanggal 01 Oktober 2023 pukul 17.00 Wita, jarak pandang hanya mencapai 3,5 sampai 7 kilometer.

“Jarak pandang mendatar yang teramati antara 3.5 sampai 7 km.” kata Reygik merespon pesan pribadi awak Berau Terkini, pada Senin (2/10/2023).

Lebih lanjut, dia menerangkan berdasarkan rekapitulasi data hotspot harian tanggal 01 Oktober 2023 tercatat ada 9 titik panas di wilayah Berau dari total 100 titik hotspot di wilayah Kalimantan Timur.

Disinggung pengaruh soal jarak pandang kian menurun terhadap aktivitas Bandara Kalimarau, Teluk Bayur, Reygik menjelaskan bila saat ini bandara tetap melayani penerbangan dan pendaratan pesawat. Meskipun idealnya, di bawah 5 kilometer sudah cukup berpengaruh terhadap operasional penerbangan.

“Masih normal beroperasi mas,” sebut dia.

Dia menegaskan, setiap bandara memiliki ambang batas minimal masing-masing. Terkait aturan operasi bandara bila berkabut. Sehingga jarak pandang saat ini, disebut masih berada di ambang batas aman untuk keperluan operasi pesawat.

“Jadi setiap bandara punya threshold masing-masing,” ujarnya. (*)

Reporter: Sulaiman