Foto: Aktivitas Pedagang sembako di Pasar Sanggam adji Dilayas.
TANJUNG REDEB- Harga beras di Kabupaten Berau alami kenaikan yang signifikan. Harga Beras premium yang semula Rp 15 ribu per kilogram kini menjadi Rp 17 ribu per kilogram. Sedangkan, untuk beras medium berada di harga Rp 14 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp 12 ribu per kilogram.
Menurut salah seorang pedagang beras di pasar Sanggam Adji Dilayas, Thaibah mengatakan, isu naiknya harga beras ini karena di Sulawesi petani gagal panen sebab musim kemarau panjang, sehingga mereka menjual dengan harga mahal.
Memang kata dia, saat ini sebagain besar beras yang ada di pasar Berau dari Sulawesi Selatan.
“Sebelumnya dari bos kita sudah ada dihubungi bahwa harga beras naik,” jelasnya kepada Berauterkini, Selasa (26/9/2023).
“Biasanya kalau yg 25 kg beras premium itu normalnya Rp 350 ribu tapi ini nanti yang datang sudah Rp 380 kita ambil untung paling 10 sampai 20 ribu mba, tapi ini naiknya jauh sampai Rp 30 ribu biasanya cuman Rp 5 ribu,”tambahnya.
Untungnya, disaat beras sulawesi ini mengalami kenaikan, Thaibah sudah mendapat bagian dari Bulog. Beras itu terima sebagai upaya stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Sehingganya, masyarakat bisa beralih ke beras yang disediakan pemerintah dengan harga yang lebih murah dibandingkan beras premium.
“Kemarin kami ambil sekarung Alhamdulillah banyak yang mau karena berasnya juga bagus, sekarang ini kan orang nyari yang murah-murah aja,” tuturnya.
Selain naiknya harga beras, harga gula pasir juga ikut mengalami pelonjakan. Yang mulanya Rp 15 ribu kini menjadi Rp 17 ribu per kilogram.
“Saya juga kaget waktu belanja ternyata harganya sudah naik, sebelumnya saya jual gula dari Bulog juga,” jelasnya.
Dirinya menyebut banyak keluhan dari masyarakat maupun pedangang dengan adanya kenaikan bahan pokok. Apabila banyak orang beranggapan pedagang diuntungkan dengan adanya kenaikan harga, tetapi nyatanya pedagang mengalami penurunan omset yang tidak seperti biasanya.
“Walaupun harga mahal tapi masyarakat tetap mau tidak mau karena ini kan kebutuhan pokok, cuman yg penjualan kita tidak seperti biasanya. Sekarang habisnya jadi lama Karena harga mahal,” pungkasnya. (*)
Reporter: Dini Diva Aprilia.