Foto: Petugas melakukan evakuasi layangan yang sangkut di tiang listrik.
TANJUNG REDEB – Kegemaran bermain layang-layang atau kerap disebut ‘main layangan’ oleh semua kalangan, kerap menimbulkan masalah. Selain bahaya yang mengintai para pengendara akibat benang yang melintang di jalan raya. Layangan putus yang tersangkut di jaringan listrik pun sering jadi masalah bagi PLN.
Hiburan rakyat yang digandrungi oleh kelas usia sekitar 7 tahun hingga anak muda itu, acap kali menjadi penyebab terputusnya distribusi listrik ke pelanggan PLN. Bahkan, dalam kondisi terburuk kabel dapat putus dan menyetrum orang sekitar tiang listrik.
Kepada Berau Terkini, Ketua Tim Leader K3R PT PLN UP3 Berau, Eko Prasetyo, menyatakan dalam jaringan listrik dengan tegangan 20 kV tersebut sangat sensitif dengan benda asing yang nempel di kabel dan tiang listrik.
Adapun benda asing yang dia maksud, seperti binatang, pohon, kayu, ataupun aktivitas masyarakat sekitar seperti mendirikan tiang bendera. Bahkan, tak jarang alat berat atau peralatan yang berada di sekitar proyek.
“Bisa saja seperti masyarakat lagi renovasi rumah, atau dirikan tiang bendera. Atau bisa juga kegiatan alat berat,” kata Eko sapaan dia, ditemui Senin (11/9/2023) kemarin.
Pada tahun ini saja, hingga September 2023 ini, sebanyak 25 kasus terjadi layangan nyangkut di jaringan listrik.
Dari seluruh kasus itu mendapatkan penanganan langsung oleh tim teknis di lapangan. Dalam beberapa kejadian juga, dalam kondisi tak begitu parah, petugas menggunakan alat khusus untuk diperbaiki melalui daring alias online.
“Kemarin kami perbaiki itu ada dua kasus. Langsung diselesaikan oleh tim lapangan,” ucap dia.
Mayoritas kejadian terjadi di Gunung Tabur, Sambaliung, Teluk Bayur dan Tanjung Redeb. Hampir rata-tata berada di kecamatan terdekat di pusat kota. Sisanya berada di perkampungan.
“Rata-rata laporan masuk itu ada di wilayah perkotaan,” beber dia.
Lebih lanjut, dia menjelaskan dalam mencegah kasus serupa terjadi lagi. Pihaknya telah bersurat ke pihak kelurahan hingga kecamatan untuk dapat menghimbau warganya untuk tidak bermain layangan di sekitaran lokasi tiang listrik.
Dia pun meminta, kepada para orang tua untuk dapat menjaga anaknya sekaligus memberitahu agar tak bermain layangan di lingkungan padat penduduk. Dengan mengarahkan anak untuk bermain di lapangan terbuka.
“Mainnya di lapangan terbuka. Kalau bisa jauh dari jaringan tiang listrik PLN,” ucap dia. (*)
Reporter: Sulaiman