Foto: Proses pembuatan terasi di Kampung Pegat Batumbuk, Kecamatan Pulau Derawan.
TANJUNG REDEB- Produk unggulan terasi dari Kampung Pegat Batumbuk Kecamatan Pulau Derawan, masih perlu dukungan konkrit dari pemerintah daerah. Sebab, meski menjadi penghasil terasi terbaik di Berau, produk yang dipasarkan masih banyak yang berlabel dari daerah lain.
Kondisi itupun dibenarkan oleh Kepala Kampung (Kakam) Pegat Batumbuk, Alimuddin. Sejauh ini kata dia, produksi olahan terasi baru dilakukan di satu RT yang bekerjasama dengan pihak Baznas. Sementara, sisanya masih dijual ke pengepul dari daerah lain.
“Alhamdulillah potensinya besar sekali dan perbulan itu kita mampu memproduksi hingga Berton ton,” ucap Alimuddin, Senin(4/8/2023).
Namun sayangnya, akibat keterbasan kemampuan sumber daya manusia dan juga belum maksimalnya dukungan daerah. Meski produksinya mencapai berton-ton, para nelayan pembuat terasi, masih banyak yang menjual kepada pengepul dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan harga Rp 10 ribu/kilogram tanpa label atau merk.
“Warga kami hanya menjual bahan baku saja, setelah sampai di daerah pengempul di lombok. Mereka akan kemas dengan label yang mereka punya,” tuturnya.
Alimuddin menambahkan, pihaknya telah melakukan diskusi terkait pendirian Badan Usaha Milik Kampung atau BUMK. Tujuanya agar hasil produksi dan pendapatan juga dapat di maksimalkan untuk kampung.
Selain itu, melalui BUMK nantinya masyarakat dapat mengolah sendiri hasil produksinya sehingga menjadi barang jadi dan siap edar. Tidak lagi menjual hasil produksi langsung keluar daerah.
Namun, hal itu tetap perlu peran serta dari pemerintah daerah untuk dapat membantu dalam pengembangan pemasaran produk. Agar, usaha masyarakat pesisir ini dapat dikemas dengan lebih baik, sehingga menambah nilai jual.
“Kami berharapnya dapat mengelola sendiri dan memasarkan, makanya kami butuh dukungan pemerintah daerah agar harga jualnya juga lebih tinggi,”tandasnya. (*)
Reporter: Dini Diva Aprilia