Foto: Bupati Berau Sri Juniarsih.
TANJUNG REDEB – Sengkarut masalah kelistrikan di Bumi Batiwakkal kerap menjadi ujian tersendiri, kala pemerintah juga memiliki PR untuk menumbuhkan investasi. Diketahui, listrik hingga air menjadi penilaian dasar setiap investor yang ingin membagi rupiahnya untuk berbisnis di daerah.
Bupati Berau Sri Juniarsih, ditemui usai meluncurkan layanan listrik 24 jam di Kecamatan Kelay beberapa waktu lalu, menyatakan pemerintah tentunya ingin aliran listrik berjalan tanpa hambatan. Bahkan tanpa padam. Sebab, ia meyakini pelayanan mesti berjalan lurus dengan kepuasan baik masyarakat maupun korporat.
“Memang ujiannya, kita ini sering alami pemadaman. Jangankan masyarakat, saya sendiri juga di rumah jabatan itu alami padam listrik,” kata Sri.
Oleh karena itu, dirinya memberikan warning kepada PT PLN UP3 Berau untuk serius dalam meningkatkan pelayanan. Sebab, layanan listrik yang prima dapat menjadi tolok ukur pertumbuhan ekonomi di daerah.
“Sudah kami ingatkan itu PLN, selesaikan masalah padam listrik ini,” ucap dia.
Sebagai orang nomor satu di Bumi Batiwakkal, dirinya memberikan pesan kepada PLN untuk segera mengakhiri drama pemadaman listrik bergilir yang dialami masyarakat pada 2024 mendatang.
Dari tumpukan catatan yang diberikan kepada PT PLN UP3 Berau, dirinya berharap agar seluruh masalah segera terselesaikan. Agar setiap tahun masyarakat dapat merasakan pelayanan yang maksimal ihwal listrik.
Bila catatan itu dijalankan, tak menutup kemungkinan pada tahun depan itu menjadi titik balik peningkatan investasi di Berau. Serta memberikan efek domino terhadap perekonomian daerah.
“Tinggal kesanggupan mereka (PT PLN UP3 Berau) dan kemampuan mereka memenuhi catatan saya. Tahun depan jangan ada lagi pemadaman bergilir,” tegas dia.
Sadar memiliki tanggungjawab besar yang dititipkan oleh bupati, Manajer PT PLN UP3 Berau Haryadi Poel, menyatakan saat ini pihaknya telah mengajukan proposal penambahan daya di unit pembangkit Tanjung Redeb.
Penambahan daya yang diajukan sebesar 15 MW ke PT PLN. Daya tersebut bakal menutupi kebutuhan daya di Berau sebesar 36,2 MW. Rencananya daya tambahan tersebut bakal masuk ke Berau pada November 2023 mendatang.
“Saat ini sedang diproses, semoga ada jalan terang untuk jawaban kebutuhan listrik di Berau,” ucapnya.
Dirinya mengaku kaget dengan iklim investasi di Berau. Berkembang cukup pesat. Pada awal tahun lalu, kebutuhan daya pada beban puncak hanya 23 MW. Pada saat ini meningkat hingga 36,2 MW.
Belum lagi daftar tunggu untuk bangunan RSUD Type B dan Hotel yang bakal diresmikan nanti. Membutuhkan daya hingga 5 MW.
Bila dirincikan, menurut data PT PLN UP3 Berau, pasokan daya listrik dari PLTD Sambaliung ditambah Sewatama, mencapai 15 MW. PLTU Lati 7,9 MW. PLTU Teluk 6,8 MW. Defisit 5,5 MW.
Termasuk kebutuhan data untuk hotel baru di Berau, kemudian rumah sakit, hingga bisnis perhotelan dan penginapan yang tiap tahun terus meningkat. Belum lagi semakin bertambahnya lokasi perumahan baru, seperti yang ada di Gunung Tabur.
Kondisi perkembangan itu yang menurutnya mesti mendapatkan asupan daya lebih agar masyarakat tetap aman dan nyaman menggunakan jasa penyalur listrik di Bumi Batiwakkal tersebut.
“Saya pribadi kaget, pertumbuhannya begitu pesat. Makanya kami ajukan proposal penambahan daya untuk pembangkit di Tanjung Redeb,” beber dia.
Disinggung ihwal kelanjutan sistem interkoneksi jaringan listrik Mahakam, Haryadi menjawab saat ini pembangunan masih berada di Maloy, Kutim. Belum dapat disambungkan ke jaringan Berau.
Dia mengatakan, terdapat beberapa hambatan terkait kelanjutan proyek tersebut. Salahsatunya yakni proses pembebasan lahan yang hingga saat ini masih alami perdebatan dengan warga yang lahannya bakal dilewati jaringan listrik Mahakam.
“Menurut informasi yang saya terima, targetnya 2025 sudah masuk ke Berau,” ujarnya. (*/ADV)
Reporter: Sulaiman