Foto: Tampak udara perumahan Berau Indah, Jalan Durian III Tanjung Redeb

TANJUNG REDEB – Kualitas lingkugan hidup di Bumi Batiwakkal diklaim Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau  masih terbilang baik. Hal itu dibuktikan dengan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH). Berdasarkan data dari indeks kualitas lingkungan hidup, Indeks Kualitas Udara (IKU) Berau di tahun 2021 berada di poin 85,32, sementara di tahun 2022 menurun menjadi 83,76.

Walaupun mengalami penurunan, Kepala DLHK Berau, Mustakim Suharjana menyebut hal itu masih dikategorikan baik, mengacu pada Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2021.

“Tahun 2022 indeks kualitas udara Berau mengalami penurunan dan belum bisa mencapai target sebesar 86,87,” jelas Mustakim.

Dia mengakui, IKLH Berau mengalami penurunan tipis karena berbagai hal. Faktor yang mempengaruhinya, antara lain curah hujan tinggi, suhu meningkat, kemarau panjang mengakibatkan debu, dan bertambahnya jumlah kendaraan. Termasuk belum tercapainya ruang terbuka hijau.

Karena itu, upaya-upaya terus dilakukan agar terjadi perbaikan indeks kualitas udara di Kabupaten Berau. Berdasarkan aplikasi IKLH semester satu tahun 2023, indeks kualitas udara Berau mencapai 86,06, sementara indeks standar pencemaran udara sebesar 102,31.

“Kami optimis di tahun ini bisa mencapai target yang sudah ditentukan, dan juga untuk mencapai target perlu adanya dukungan dari masyarakat,” katanya.

Untuk meningkatkan kualitas udara di Kabupaten Berau, menurutnya salah satu program yang digencarkan pihaknya yakni program Langit Biru Berau atau Blue Sky. Di mana, program Langit Biru Berau dijelaskannya, merupakan terobosan inovasi dengan melibatkan stakeholder dan masyarakat. Salah satunya menggiatkan kegiatan gowes untuk mengurangi ketergantungan penggunaan kendaraan bermotor untuk mengurangi polusi udara.

“Program langit biru ini merupakan wujud dukungan peningkatan kualitas udara di Kabupaten Berau,” imbuhnya.

Mustakim juga mengingatkan berbagai kegiatan yang juga harus dicegah dan dikurangi untuk mendukung program ini. Misal, pencemaran udara melalui pembakaran sampah atau kebakaran hutan.

“Banyak program yang harus kita lakukan untuk menekan polusi udara, dan semoga saja program yang saat ini sudah kita buat bisa berjalan dan hal itu juga membutuhkan dukungan masyarakat,” tandasnya. (*)

Reporter: Zuhrie