Foto: Kepala BLU UPBU Bandara Kelas I Kalimarau Ferdinan Nurdin

TANJUNG REDEB – Kepala BLU UPBU Bandara Kelas I Kalimarau Ferdinan Nurdin, memberikan respon atas protes para pelapak alias penyewa tenant di Bandara Kalimarau, atas kebijakan penggunaan QRIS dalam setiap transaksi jual-beli di Bandara Kalimarau.

Dirinya menyatakan, bila reformasi yang dilakukan di dalam sistem pengelolaan bandara merupakan salah satu program pembenahan bandara. Termasuk pula digitalisasi layanan yang ada di dalam bandara tersebut.

“Ini kebijakan yang kami terapkan agar bandara ini survive (bertahan hidup),” kata Ferdi.

Bila reformasi pelayanan bandara itu tak diindahkan oleh pihak pedagang, dirinya sebagai orang nomor satu di Bandara menaruh curiga. Sebab, sejatinya keuangan yang terkelola dengan baik akan memberikan dampak positif dari aktivitas bandara itu sendiri.

“Sekarang kenapa mereka menolak, itu ada apa?,” ujarnya.

Diketahui, BLU UPBU Bandara Kalimarau menariki pajak para pedagang sebesar 5 persen dari total pendapatan selama sebulan. Namun ia berang lantaran setiap tenant hanya memberikan uang ke pihak bandara senilai Rp 15 ribu per bulan.

Dirinya membandingkan dengan penjualan pelaku UKM, pelapak dari pentol keliling. Menurut dia lebih menguntungkan, sebab menurut dia para pedagang itu bisa meraup omzet ratusan ribu sehari.

“Kalau dia merasa rugi, silahkan keluar saja dari bandara,” tegas dia.

Sehingga, dirinya menegaskan bila sejatinya pihak bandara diamanatkan untuk menghidupkan aktivitas bandara dari seluruh potensi bisnis yang tersedia. Termasuk pula jajanan para tenant yang melego dagangannya ke para penumpang di Kalimarau.

Uang yang diraup dari para pedagang itu, diakuinya bakal digunakan untuk membayar operasional bandara. Mulai dari pembayaran listrik PLN, air bersih, cleaning service, hingga perawatan gedung.

“Kan semua itu perlu dibayar. Itu semua untuk pelayanan,” sebut dia.

Dirinya meminta kepada para pelaku usaha untuk kooperatif dengan seluruh kebijakan yang dilahirkan. Sebab, tujuannya hanya ingin memastikan bisnis di bandara berjalan sesuai target tahunan yang telah ditetapkan.

“Kalau teman-teman untung, kami juga harus untung,” ujarnya.

Terkait penggunaan QRIS yang saat ini diterapkan, dia bilang masih dapat melayani transaksi langsung alias konvensional. Berjalan hingga dua bulan ke depan. Pada awal Oktober 2023 mendatang, secara penuh transaksi dilakukan secara digital.

Pun dia memberikan peringatan ke pihak pedagang untuk menerapkan kebijakan itu secara penuh. Bila tidak, sanksi akan menanti. Terparah pihak bandara akan memutus hubungan kemitraan.

“Ini tetap kami terapkan,” tegas dia.

Kepada masyarakat calon penumpang pesawat, dia menegaskan bila ingin membeli makan minum di Bandara Kalimarau wajib menggunakan QRIS. Bila tidak, ia hanya mempersilahkan masyarakat untuk terbang langsung tanpa berbelanja di bandara.

“Kalau tetap ingin makan, silahkan bawa bekal dari rumah. Kami tidak melarang,” tegas dia kembali. (*)

Reporter: Sulaiman