Foto: Wabup Gamalis saat meninjau alat Hiperbarik  di Puskesmas Tanjung Batu belum lama ini. 

TANJUNG REDEB- Wakil Bupati Berau, Gamalis mengunjungi alat Hiperbarik di UPT Puskesmas Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan, saat melakukan kunjungan kerja belum lama ini.

Usai meninjau hiperbarik, Gamalis menyebut bahwa alat tersebut masih bisa berfungsi dengan baik. Hanya, dokter ahli belum tersedia. Dikatakannya juga, alat tersebut diadakan pada tahun 2015 lalu, dan sempat dioperasikan beberapa saat.

“Sekarang harus ada dokter ahli yang mengoperasikannya,” katanya.

Diterangkannya, hiperbarik tersebut hanya ada dua di Kalimantan Timur, di mana salah satunya berada di UPT Puskesmas Tanjung Batu. Karena tidak adanya tenaga ahli, sehingga alat yang menelan APBD Berau miliaran rupiah tersebut hanya bisa dilakukan kalibrasi, atau pemanasan.

Namun begitu, ada rencana dari Pemkab Berau untuk menyekolahkan dokter umum mengambil lisensi dokter ahli hiperbarik.

“Karena untuk mengoperasikan secara maksimal, harus memiliki kemampuan dan lisensi khusus. Paling tidak menyekolahkan dokter umum sekira 2 tahun lagi. Karena alat ini bukan alat sembarangan,” katanya.

Di sisi lain, Pemkab Berau juga akan kembali memberikan pelatihan kepada sejumlah tenaga kesehatan yang sempat ikut pelatihan pengoperasian hiperbarik saat masih bertugas di Puskesmas Tanjung Batu, pada 2017 lalu.

Gamalis menegaskan, akan mengupayakan SDM untuk pengoperasian hiperbarik di Tanjung Batu dapat terpenuhi. Apalagi, alat tersebut berkaitan juga dengan objek wisata bahari di Kabupaten Berau.

“Di mana wisata diving cukup banyak. Dan rawan terjadi dekompresi. Untuk itu, tidak ada alasan untuk tidak mengoperasikan alat ini,” katanya.

Dirinya pun meminta kepada pihak Puskesmas, agar melakukan pembenahan tempat penyimpanan alat kesehatan Hiperbarik tersebut.

“Harus ada pembenanahan, dan harus terlihat rapi dan bagus,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Tanjung Batu, Supiansa, berharap kepada Pemda untuk alat kesehatan Hiperbarik ini bisa dioperasikan semaksimal mungkin.

Diakuinya, Pemkab Berau perlu kerja ekstra untuk menyediakan SDM, dan tenaga ahli dibidang Hiperbarik. Seperti menyekolahkan seorang dokter untuk menjadi tenaga alhi hiperbarik disini.

“Karena kita pernah mencoba mencari tenaga dari luar daerah, dan ternyata sangat sulit, tenaga terbatas,” ungkapnya.

Sehingga kata dia, solusi satu-satunya bila Pemkab ingin mengoperasikan kembali hiperbarik tersebut, harus ada tenaga yang dimunculkan oleh pemerintah sendiri. Yakni dokter umum yang disekolahkan khusus.

“Dan harus memiliki komitmen dan yang diikat secara aturan melalui Dinas Kesehatan Berau. Agar tidak dipindah ke daerah lain. Karena paling tidak, jumlah SDM yang harus ada itu delapan orang. Termasuk dokter ahli,” jelasnya.

Adapun mengenai tarif hiperbarik, sudah sitetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) pada awal Januari 2023 lalu. Adapun tarifnya bervariasi. Harga paling tinggi mencapai hingga Rp4 juta dan paling rendah Rp400-500 ribu untuk sekali masuk per orang sesuai dengan waktu penggunaannya.

“Karena besarnya tarif ditentukan durasi terapinya,” pungkasnya. (*/adv)

Reporter: Hendra Irawan