Foto: Bupati Berau Sri Juniarsih kala meninjau Fasilitas RSUD Abdul Rivai belum lama ini.
TANJUNG REDEB – Ketua Komisi I DPRD Berau, Peri Kombong menyoroti minimnya ranjang di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai. Sebab, masih kerap terjadi pasien dirawat di lorong.
Menurut Feri, hal ini sangat miris, mengingat, jumlah penduduk Berau mencapai 200 ribu lebih. Seharusnya, kamar maupun ranjang di rumah sakit tersebut, bisa memenuhi minimal 10 persen dari jumlah penduduk.
“Iya saya dengar ranjangnya kurang. Harus ada perhatian,” katanya.
Dijelaskannya, jangan sampai pelayanan terganggu, karena minimnya sarana dasar rumah sakit. Hingga membuat masyarakat menjadi korban.
Menurutnya, ranjang atau tempat tidur wajib dipenuhi. Apalagi anggaran untuk kesehatan 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Berau.
“APBD Berau tahun ini besar, Rp 3,5 triliun,” ucapnya.
Menurut Peri, jika berbicara anggaran tentu Berau tidak kekurangan, dan bukan hal yang sulit bagi Pemkab Berau untuk pengadaan tempat tidur. Sehingga pelayanan masyarakat bisa dimaksimalkan.
“Saya kerap dapat laporan, ini masyarakat dirawat di lorong. Ini saya harap tidak terulang lagi,” bebernya.
Dilanjutkannya, jika memang kamar biasa penuh, masyarakat bisa memanfaatkan kamar VIP atau VVIP, agar bisa mendapatkan layanan kesehatan. Apalagi ia menilai, kerap ada kamar dengan fasilitas mewah yang kosong. Namun karena melihat pasien tersebut BPJS kelas II atau Kelas III, akhirnya dikatakan kamar kosong. Padahal bisa memanfaatkan kamar VVIP tersebut.
“Jangan mementingkan bisnis dulu. Utamakan pelayanan, masyarakat membutuhkan, jika sudah ada yang kosong. Baru dipindahkan ke kamar biasa,” tegasnya.(*adv)